Lihat ke Halaman Asli

Maaf

Diperbarui: 18 Juli 2015   08:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baik itu saudara, teman, sahabat atau bahkan mantan pacar mungkin pernah mengungkapkan ini, “Aku memaafkan tetapi tidak akan melupakannya” Perkataan ini bisa kepada anda atau kepada orang di sekeliling anda. Sebelum bertanya dan menyayangkan tindakan atau ungkapan tersebut, ada baiknya anda mengetahui mengapa pernyataan tersebut muncul.

Ada dua hal yang menarik dari ungkapan tersebut. Pertama kalau memang anda ingin melabeli dirinya yang mengatakan itu pendendam, toh dirinya masih mau memaafkan. Tetapi, apabila anda juga mempunyai kesimpulan dirinya pemaaf dan pemurah, mengapa tidak mau melupakan masalah yang pernah terjadi?

Tidak bermaksud menyepelekan masalah. Namun, apabila sebuah kesalahan masih tetap terpendam dalam ingatan seseorang, bukan tidak mungkin masalah tersebut akan menjadi bibit permasalahan berikutnya yang tidak kalah hebat. Ujung-ujungnya kekecewaan dan mungkin akan menghilangkan kembali kata maaf.

Jangan pernah menganggap permasalahan ini hanya tertuju pada poin kalau wanita selalu mengutamakan perasaannya, ketimbang logika khas karakter pria. Ada pendekatan lain yang bisa menjawab mengapa fenomena ini terjadi. Jika anda pernah mendengar ilmuwan bernama Jean Piaget. Pasti tidak asing dengan istilah skema.

Diuraikan oleh dia, kalau skema dikaitkan dengan teori memori akan berujung kepada setiap perkataan baik itu yang menyakitkan atau menyenangkan akan diproses oleh memori dan mampu tersimpan selamanya. Jadi, jangan salahkan ungkapan tersebut akan keluar dari mulut nya. Lalu, apa yang bisa anda lakukan agar pintu maaf tersebut tak tertutup dan terkunci dalam ingatan pahit?

Beberapa langkah berikut ini mungkin bisa membantu anda meyakinkan kalau kesalahan yang pernah anda perbuat layaknya dimaafkan dan dilupakan.

Introspeksi

Langkah pertama yang harus anda lakukan adalah introspeksi. Tanyakan pada diri anda apakah tindakan tersebut benar atau salah. Setelah mengetahui kesalahan yang telah anda perbuat, anda pun tidak boleh ada alasan lagi menolak semua konsekuensi atas segala kesalahan.

Buktikan

Setelah mengetahui bahwa apa yang anda lakukan salah, saatnya untuk konsisten membuktikan bahwa anda menyesali kesalahan yang pernah anda perbuat. Jangan pernah memperburuk keadaan dengan melakukan kesalahan yang sama.

Sabar

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline