Lihat ke Halaman Asli

Akhmad Sujadi

Enterpreneur

Presiden Jokowi Resmikan Keramba Jaring Apung di Pangandaran

Diperbarui: 26 April 2018   21:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Jokowi di meresmikan KJA di Pangandaran (Ft KKP)

Pangandaran, 24 April 2018 - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Selasa (24/4) meresmikan Karamba Jaring Apung (KJA) Lepas Pantai (offshore) di Pangandaran, Jawa Barat. Peresmian tersebut ditandai dengan penebaran benih kakap putih (barramundi) oleh Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di lubang KJA offshore Pangandaran yang berjarak sekitar 7-8 mil dari Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Cikidang.

KJA offshore Pangandaran ini merupakan program percontohan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) yang mengusung teknologi budidaya modern pertama di Indonesia. Selain di Pangandaran, teknologi KJA offshore ini juga dibangun di Sabang, Aceh dan Karimunjawa, Jepara.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, selain memberikan bantuan teknologi, KKP juga akan melibatkan masyarakat secara aktif dalam pengelolaan KJA offshore, salah satunya dalam hal penyediaan tambahan pakan berupa ikan rucah hasil tangkapan nelayan. Oleh karena itu, pengelolaan diserahkan pada Koperasi Unit Desa (KUD) yang merupakan anggota Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Pangandaran.

"Yang akan mengelola nanti adalah KUD Mina Sari, Mina Padi, dan Mina Rasa, Parigi, Batu Karas, dan Pangandaran," ungkap Menteri Susi saat memberikan sambutan.

Menteri Susi mengatakan, jika KJA offshore percontohan ini menunjukkan hasil yang baik, diharapkan dapat menarik investor untuk melakukan usaha budidaya ikan dengan teknologi yang sama di wilayah lain. Hal ini untuk mengoptimalkan potensi perikanan budidaya lepas pantai Indonesia yang sangat besar.

Pasalnya, KJA offshore memiliki keunggulan dibandingkan KJA konvensional. KJA offshore memiliki kedalaman jaring hingga 15 meter sehingga dapat menampung lebih banyak benih. Satu unit KJA offshore yang terdiri dari 8 lubang dapat menampung hingga 1,2 juta benih per tahun sehingga produksi dapat lebih tinggi yaitu mencapai 816 ton per tahun. Sedangkan 8 lubang KJA konvensional hanya dapat memproduksi 5,4 ton per tahun.

Menurut Menteri Susi, dari pengelolaan KJA ini, nelayan akan memperoleh Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dilakukan bersama dengan BUMN seperti Perum Perindo dan PT Perinus. "Jadi bersama-sama dengan masyarakat. Nanti hasilnya untuk dijual di sini atau pun untuk diekspor," tutur Menteri Susi.

Presiden Jokowi dan Menteri KKP Susi Pujiastuti di Pangandaran (Ft KKP)

Hal ini senada dengan keinginan Presiden untuk memasarkan hasil budidaya KJA offshore tak hanya di Indonesia tetapi juga ke luar negeri. "Kita harapkan nanti juga bisa diekspor ke Timur Tengah, Australia, Eropa, atau lainnya karena produk ekspor juga harganya lagi baik. Apalagi saat ini banyak negara-negara yang sudah habis ikannya. Sedangkan kita masih memiliki peluang besar untuk meningkatkan produksi," tutur Presiden.

Kenyataan bahwa Pangandaran sebagai daerah wisata yang dikunjungi banyak turis juga dapat dimanfaatkan untuk pemasaran hasil budidaya KJA offshore di dalam negeri.

"Insya Allah KJA ini nanti hasilnya 100 ton per kolam per karamba. Jadi sekali panen 8 itu bisa 800 ton. Jadi kita mengembalikan kakap putih yang sudah hilang," kata Menteri Susi.

Presiden juga mengingatkan bahwa 2/3 atau sekitar 70 persen wilayah Indonesia ini adalah perairan. Oleh karena itu, ia meminta masyarakat menjaga dan memanfaatkan sumber daya laut secara bijak sehingga generasi mendatang dapat ikut menikmati kekayaan yang ada di dalamnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline