Lihat ke Halaman Asli

Soetiyastoko

☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Puisi | Februari Bukan Kabisat

Diperbarui: 20 Mei 2022   04:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi  |  Februari Bukan Kabisat

Soetiyastoko

Jelita-ku,
lihatlah mata-ku
adakah yang berubah ?
Setelah
ribuan fajar
dan
ribuan senja,
kita lewati bersama

Aku tak tahu,
dimana kini
angin yang dulu
menyibak rambutmu,
saat pertama
ku-tertatap pandang-mu
yang
sejak itu
kita saling rindu berkuah mesra

Lalu
anak-anak kita
lahir dari rahim-mu
melesat ke masa depan
dari meja penghulu,
burai-kan haru disudut mata

Jelita-ku
cucu-cucu yang kupangku
lucu-ceria-nya, seperti kamu
kala duduk manja
di-paha-ku

Jelita-ku
mari kita ulangi adegan itu
dengan
gemetar  berbeda dari yang dulu

Alhamdulillah,
masih kuat
memangku dikau
di hari tandai lahirmu

(Jangan malu dan ragu seperti dulu, kutandai mesra dengan peluk serta kecup di dahi-mu)

Pada-mu,
di
februari bukan kabisat,
dua-dua,
tetap
membara
cinta-ku ...

***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline