Lihat ke Halaman Asli

Soetiyastoko

☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Jangan Ingkar Pada Kredit! Maupun Konsinyasi, Ada Konsekuensinya

Diperbarui: 16 Desember 2021   15:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Jangan Ingkar Pada Kredit Maupun Konsinyasi, Ada Konsekuensinya.

Oleh : Soetiyastoko

Ketika kita menempati rumah baru, setelah menanda tangani akad kredit. Sesungguhnya, rumah itu sudah milik kita sepenuhnya.

"Kan masih kredit ?"

Benar kita jadi punya kewajiban mencicil kepada bank, tetapi kewajiban kita terhadap pihak penjual-pengembang, sudah selesai. Tunai.

Tinggal kewajiban garansi atas kondisi rumah yang menjadi kewajiban pengembang. Memang tidak selamanya, namun untuk waktu tertentu. Sesuai dengan yang disepakati sebelum transaksi jual beli.

Hal yang sama, juga terjadi saat membeli kendaraan atau sesuatu yang lain, yang dibeli dengan pendanaan pihak bank atau lembaga sewa beli, leasing.

Makna tepatnya "pengikatan" antara para pihak. Mirip dengan "kredit".

Adapun rumah, kendaraan atau sesuatu yang jadi milik kita, statusnya jadi "jaminan" atas kesanggupan kita. Untuk melunasi hutang kepada bank. Tentu saja, ditambah bunga yang mereka tetapkan.

Berbeda dengan istilah "konsinyasi". Dalam perdagangan istilah ini dalam Kamus Besar bahasa Indonesia mengandung makna : "penitipan barang dagangan, kepada agen atau orang untuk dijualkan dengan pembayaran kemudian; jual titip".

Dengan kata lain, barang itu ada dalam kekuasaan dan tanggung jawab kita, walaupun belum kita lunasi harganya. Panjenengan, ente-loo, berhak menjualnya dan memperoleh untung darinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline