Lihat ke Halaman Asli

Slamet Arsa Wijaya

Tak neko-neko dan semangat. Sangat menyukai puisi dan karya sastra lainnya. Kegiatan lain membaca dan menulis, nonton wayang kulit, main gamelan dan menyukai tembang-tembang tradisi, khususnya tembang Jawa.

Setia, Nahkoda Paling Cakap Kendalikan Laju Perahu

Diperbarui: 10 Februari 2021   03:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MediaIndonesia.com

Bila senyuman taburan bintang dan langit-langit mega-meganya, tiada air mata merembes. Sejatinya embun mengguyur nurani, rasa sejuk membungkus. Damai malamku, semua gelisah sirna dimangsa kesetiaan. Meski yang menjajah musim itu kerinduan deras terpancar saban malam, dan kala-kala membekap wajah mentari.

Kelapangan dada mencetak berjuta keping emas kepercayaan. Dunia cerah tanpa dibelit awan-awan prasangka. Asal nafas kerinduan sayang yang mengalir, bukan rindu yang membetot sukma di taman hati. Hanya kejujuran yang mampu meyakinkan layung-layung seliweran menganyam butir-butir cayaha tanpa gesekan.

Sayangnya, bila awan tlah berkulminasi siapa berani menjamin tanpa percik bunga-bunga api, dan dentuman suara membara dari kawah hati yang terluka. Seperti magma panca roba yang tetap mendesis penuh gelora kejar impian.

Kadang membakar ketenangan dengan lahar kesedihan. Hanguskan senyum-senyum manis menjadi badai nestapa dan banjir air mata. Akibat mendadak dangkal pengertian dan pemahaman, sehingga menutup kisi-kisi kedamaian. Mata air mendadak kering, air mata yang mengucur deras.

Pangkalnya, pahami garis lurus melangkah dan berdayung di tenggah ombak keyakinan. Sebesar apa pun gelombang, tak karamkan biduk, karena nahkoda setia kan cakap dan sigap kendalikan laju perahu.

*******

Bekasi, 10/02/21.

#Arsa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline