Lihat ke Halaman Asli

Temanilah Orang yang Tindakannya Menasihatimu, Bukan Kata-katanya Menceramahimu

Diperbarui: 11 Mei 2017   21:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Temanilah orang yang amalnya menasihatimu dan tinggalkanlah orang yang kata-katanya mengkhotbahimu. (Tokoh sufi, Hasan Al-Basri, w. 110 H atau 728 M).

Banyak orang berbicara tentang perdamaian. Tapi, jiwa-raga mereka penuh dengan konflik peperangan. Banyak orang bicara tentang persatuan, tapi kelakuan mereka penuh pemisah-misahan. Banyak orang bicara toleransi dan perbedaan, tapi tindakan mereka penuh dengan iri dan kebencian. Banyak orang bicara keadilan, tapi tindakan mereka sebuah tirani dan kezaliman.

Kalau Anda merasa hal-hal semacam itu terjadi pada orang lain, bukan diri Anda sendiri. Itulah tanda, Anda atau kita bagian dari orang-orang yang lebih banyak ngomong daripada bertindak? 

Mudah sekali menuduh orang lain tak baik, seraya mendaulat diri sebagai orang yang sadar diri? Itulah semacam kepameran diri yang bercampur dengan keangkuhan yang ditutupi dengan bicara yang tak karuan.

Dalam konteks ke-Indonesia-an kini (2017), ada kelompok yang merasa paling "Bhinneka Tunggal Ika" dan "nasionalis tulen" di Indonesia ini? Padahal, tindakan mereka penuh dengan keirian terhadap pihak lain yang tak sepaham dengan mereka.

Malangnya, mereka kadang sekaliber pemimpin, dan kerap muncul di media, dengan berbagai komentar mereka tanpa titik dan koma. Seakan mendaulat diri paling mumpuni menangani masalah bangsa ini. Saya mengamati, kurangnya kerendahan hati banyak pemimpin di negera ini. Sehingga yang muncul ke permukaan ialah mereka atau orang yang merasa paling bisa menangani persoalan bangsa ini. Padahal, mereka atau orang itu sendiri penuh dengan konflik pribadi. Seperti bicaranya, ngelantur ke sana, ke mari. Padahal, sebagai pemimpin, mereka lebih penting bertindak dibanding banyak berbicara. Apalagi, pembicaraan mereka justru mengundang pro-kontra, bahkan kontroversi.

Kita berharap, semakin banyak pemimpin di negara ini yang tindakannya menjadi nasihat buat kita. Bukan hanya omongan besar, berbicara tanpa rem, melainkan yang diperlukan perbuatan nyata. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline