Lihat ke Halaman Asli

Sigit Eka Pribadi

TERVERIFIKASI

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

Fiksi Ramadan | Ketika Air Bermunajat

Diperbarui: 10 Mei 2021   17:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar setetes embun di ujung dedaunan | Dokumen Pixabay.com

Zatku adalah dua atom hidrogen dan satu atom oksigen.

Dan ketika aku mengalir, peradabanpun bergulir.

Ketika aku menjadi embun pagi dan menggantung bening di ujung dedaunan, aku adalah penyegar hari.

Ketika aku menguap mengawan, aku adalah pembawa harapan.

Ketika aku menjadi tetes-tetes hujan, aku disanjung sebagai pembawa Rahmat.

Ketika aku mengalir di tenggorokan, aku disyukuri sebagai penyegar dahaga.

Ketika aku menjadi pembasuh untuk bersuci, aku adalah pembuka pintu shalat dan ibadah.

Ketika aku mengalir di sel-sel yang menanti.
Pertanda kehidupan tidak mati.

Ketika...
dan ketika...

Ya Allah,,, Ya Rabbi,,,
Semua peranku, manfaatku, dan gunaku bukanlah kehendakku.

Segala fungsiku dan arti diriku adalah ketentuan-MU.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline