Kemarin tetangga depan rumahku bertanya usia berapa anak sulungku bisa membaca. "Sekitar usia 4 tahun" jawabku.
"Kalau kenal abjad kapan ka?" tanyanya penasaran. "Kapan ya, aku lupa tepatnya sih mbak." Aku membalas obrolannya sambil berpikir, tiba-tiba ia berkata :
"Iya nih anakku belum bisa masa abdjad. Cuma a-b-c. kemarin ditanya sama ayahnya. Terus kata ayahnya, kamu diajarin ga sih sama ibumu?"
Aku tersontak kaget, kenapa bisa sang suami melontarkan komentar bernada demikian. Jelas curahatan hati tetangga ini memiliki aroma kesedihan dan kekecewaan. Aku hanya bisa membawanya sambil menenangkannya.
"tenang saja mbak, anaknya baru berapa tahun?" "3 tahun.."
Ayah dan Pengasuhan Anak
Paradigma yang melekat di masyarakat kita, seolah-olah mendidik anak adalah kewajiban sang ibu saja. Apakah teman-teman tahu bahwa di Al Quran ternyata lebih banyak mencatat peran ayah dalam mendidik anak-anaknya. Bukan sang ibu loh.
Terdapat banyak dialog-dialog indah antara anak dan orang tua di dalam Al Quran. Dialog tersebut merupakan dialog antara ayah dan anak. Ingatkan dialog antara Luqmanul Hakim dan anaknya, indahnya dialog Nabi Ibrahim AS dengan ananda Ismail AS.
Panggilan Sayang dari Ayah untuk Anaknya
"Yaa Bunayya" begitulah Luqman memanggil anaknya, begitu juga nabi ibrahim memanggil nabi ismail.
Yaa Bunayya artinya (wahai ananda).
Betapa lembutnya panggilan para ayah yang direkam di Al Quran. Selama ini kebanyakan orang pasti mengira bahwa itu adalah panggilan lembut dari bunda pada anaknya. Namun, Al Quran adalah bentuk nyata bagaimana seorang ayah merekam dialog memanggil anak-anaknya dengan lembut. Itulah ayah sejati.
Apa sesungguhnya peran Ayah?
Hari ini, kita begitu sering membaca hasil riset mengenai keuntungan peran ayah pada tumbuh kembang sang anak. Salah satunya, bermain dengan ayah disampaikan dapat membentuk sikap dalam bersosial anak.