Lihat ke Halaman Asli

Patrix W

just an ordinary man

Hukum Pertama: Jangan Melampaui Atasanmu

Diperbarui: 28 Oktober 2021   15:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi rekan kerja. (sumber: Thinkstockphotos via kompas.com)

Setiap manusia tentu dibekali dengan intelegensi, bakat, talenta, ataupun kelebihan yang belum tentu dimiliki oleh orang lain. 

Bila kita mampu mengaktualisasi semua potensi itu secara optimal, maka tentu akan mendatangkan kebaikan bagi diri sendiri, orang lain, masyarakat, atau bagi organisasi di mana kita bekerja. Itu teorinya. Setidaknya, begitu kata banyak orang.

Dalam dunia kerja, ternyata idealisme tersebut tidak berlaku. Kepintaran dan kecakapan, bakat dan talenta, integritas dan profesionalisme yang baik ternyata bisa menjadi ancaman. 

Alih-alih mendatangkan kebaikan, hal-hal positif tersebut malah bisa menghancurkan cita-cita, karir, dan kehidupan kita sendiri. Kelebihan yang kita anggap dapat menjadi sumbangan bagi orang lain dan organisasi, ternyata dapat dipandang sebagai ancaman oleh pihak lain. Dalam hal ini oleh atasan kita.

"Never outshine the master", demikian bunyi hukum pertama dari  "48 Laws of Power" yang ditelurkan oleh Robert Greene.

Apa yang diungkapkan Greene ini tentu bukan lahir dari imajinasi pribadinya, tetapi merupakan hasil kontemplasi terhadap fakta sejarah dan sifat dasar/watak manusia pada umumnya. 

Saya tidak hendak memaparkan fakta sejarah tersebut dalam tulisan ini, karena akan panjang nantinya. Cukuplah kita mengkaji sifat dasar/watak manusia, yang tentunya juga melandasi terjadinya fakta sejarah.

Sifat dasar yang dimaksudkan di sini adalah perasaan tidak nyaman (insecurity). Setiap manusia pasti memiliki rasa tidak nyaman dalam dirinya sendiri.

Ketidaknyamanan itu bisa berkaitan dengan kondisi kita saat ini yang tidak memuaskan, atau juga sebagai bentuk kewaspadaan untuk mempertahankan kondisi saat ini yang terasa (cukup) memuaskan. 

Ketika sebagai bawahan, kita memunculkan prestasi, menampilkan talenta atau bakat kita, maka secara tidak sadar hal itu sebenarnya akan memicu lahirnya perasaan tidak nyaman dalam diri atasan. Itu reaksi alamiah dan spontan. Konsekuensi selanjutnya tentu tidak akan menguntungkan sebagai bawahan.

Mungkin kita berpikir bahwa kita tidak perlu menghiraukan bagaimana perasaan orang lain terhadap kita. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline