Lihat ke Halaman Asli

semilta lestari

Maju, Maju, Maju!

Sejarah Tari Topeng Betawi

Diperbarui: 19 April 2021   11:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jakarta yang identik dengan boneka besar yang disebut ondel-ondel. Ternya kota metropolitan ini memiliki beragam kesenian tradisional. Bahkan, beberapa di antaranya popular hingga ke manca negara. Kita sebut saja Tari Topeng yang merupakan bagian dalam rangkaian pertunjukan Topeng Betawi.

Topeng Betawi adalah salah satu kesenian masyarakat Betawi yang menggabungkan unsur drama (lakon), bebodoran (lawak), seni tari, seni musik, dan suara.

Kesenian Topeng Betawi pertama kali diciptakan oleh Mak Kinang dan Kong Djioen pada tahun 1930 yang konon terinspirasi dari Tari Topeng Cirebon. Kesenian ini pun berkembang di wilayah Komunitas Betawi Pinggir (Betawi Ora).

Tari Topeng Betawi yang mengusung tiga karakter. Pertama, Panji (Subadra) yang didominasi warna putih dan mewakili karakter anggun, sakral, suci, dan bijaksana. Kedua, Samba (Srikandi) yang didominasi warna merah, mewakili karakter yang tangkas, terampil, dan ceria. Dan terakhir Jingga yang didominasi warna hitam, mewakili karakter keras, gagah, dan garang.

Bagi masyarakat tarian Betawi ini biasanya ditampilkan sebagai hiburan pada acara seperti hajatan pernikahan, tasyakuran khitanan, dan lainnya. Masyarakat Betawi percaya bahwa tarian ini konon bisa menjauhkan petaka dan mara bahaya, namun seiring berjalannya waktu kepercayaan tersebut perlahan mulai pudar dan fungsi tarian pun berubah hanya menjadi pertunjukan hiburan semata. Namun hal tersebut tak memberikan banyak pengaruh terhadap perkembangan tari topeng Betawi, tarian ini tetap menjadi kesenian favorit masyarakat saat acara hajatan.

Tari Topeng Betawi ini merupakan tarian tradisional yang penarinya menggunakan sebuah topeng, dan hal tersebut telah ada sejak zaman pra-sejarah dan digunakan dalam tari yang menjasi bagian dari upacara adat atau sebuah pencitraan kembali cerita-cerita kuno dari para leluhur, dan mistisnya topeng diyakiniberkaitan erat dengan roh-roh leluhur yang dianggap sebagai interpretasi Para Dewa pada beberapa suku dan hingga saat ini topeng masih menghiasi beragam kegiatan seni dan adat sehari-hari




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline