Lihat ke Halaman Asli

ni luhselita

FEB UNMAS DENPASAR (prodi akuntansi)

Strategi UMKM Bali bertahan di masa pandemi

Diperbarui: 24 Mei 2021   19:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Ni Luh Selita dan Ni Nyoman Ayu Suryandari 

Akuntansi FEB Universitas Mahasaraswati Denpasar 

Pandemi covid-19 secara global tentu saja sangat berdampak pada semua sektor terutama pada sektor ekonomi. Hal ini tentunya sangat berdampak terhadap pariwisata, sektor pedangan, dan industri termasuk pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Menurut Organisasi For Economic Co-operation and Development (OECD) UMKM sangat rentan terdampak berbagai gangguan bisnis karena berhubungan langsung dengan pariwisata, dan berbagai industri lainya yang kini semuanya terdampak covid-19 secara signifikan.

Khususnya di pulau Bali dampak pandemi covid-19 masih sangat terasa. Bali mengalami keterpurukan akibat pandemi yang sudah ada di Indonesia sejak awal tahun 2020. Perekonomian daerah Bali sangat mengandalkan sektor pariwisata sebagai tulang punggung perekonomian yang kini mendadak lumpuh akibat pandemi Covid-19.  Tidak hanya pada sektor pariwisata, kini pandemi covid-19 berimbas ke berbagai sektor seperti Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Berdasarkan Data dari Dinas koperasi dan UMKM Provinsi Bali jumlah UMKM di bali sebanyak 326 ribu yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota di Bali. Data Bank indoneisa Provinsi Bali menunjukan bahwa UMKM memberikan konstribusi sangat besar bagi perekonomian Bali, hal ini karena besarnya jumlah UMKM yang mencapai 99% dibandingkan dengan jumlah usaha nasional. Besarnya tenaga kerja yang bekrja pada UMKM tercatat sebanyak 97,05% (secara nasional).

menurut pakpaha (2020) UMKM kurang memiliki fleksibelisasi dalam menghadapi situasi seperti pandemi  covid-19 dikarena ada beberapa hal seperti kurangnya tingkat digitalisasi , kesulitan dalam mengakses teknologi , dan kurangnya strategi bertahan dalam bisnis.

Namun, ada beberap hal yang dapat dilakukan UMKM termasuk membuat produk baru atau memperbaharui sistem pemasaran, agar tetap dapat bertahan dan resposif terhadap lingkungan baru. Menurut akademisi UNWAR Bali Dr. Putu Ngurah Suyatna Yasa, S.E., M.Si., strategi yang dapat dilakukan dan relevan adalah ‘Survival Method’

Dikatakan, kunci hidup UMKM tergantung pada kemampuan ‘cashflow’ dalam jangka Panjang. Pasalnya, tidak ada yang tahu kapan Pandemi covid-19 akan berakhir. Caranya pelaku UMKM harus mengupayakan efisiensi pengeluaran, menunda ekspansi bisnis, mengatur gaji karyawan, jam kerja karyawan, menjaga komunikasi dengan stakeholder, berinovasi, jemput bola, dan memaksimalkan marketing online.

Pelaku UKM harus mengedapnkan aspek emosional konsumen. Dilihat dari hasil riset tentang keputusan konsumen, dijelaskan bahwa sebanya 20% ditentukan oleh logika. Dan 80% berdasarkab emosi konsumen. Artinya, pelaku UKM hsrud mengurangi nafs untuk mendapatkan untung besar. “yang penting itu ‘New marketing’ strategi. Contohnya, ada tukang cukur yang mendatangi kinsumen ke rumahnya. Usahanya tetap jalan, karena menjaga komunikasi dengan baik ke pelanggan. Dengan terbatasnya aktivitas manusia. Strategi baru yang inovatif sangat mutlak diperlukan,” tutup Putu.

Adapun strategi lainya yang dapat dilakukan UMKM dalam menghadapi pandemi Covid-19 sebagai berikut :

1. E-Commerce

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline