Lihat ke Halaman Asli

Sean David

Berkarya

Novel | From Zero to Hero

Diperbarui: 25 Februari 2020   17:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Di desa terpencil bernama Kupang tepatnya di Nusa Tenggara Timur terdapat sebuah keluarga kecil tinggal di sebuah rumah sederhana yang tidak terlalu besar . Ada anak bernama Kevin Ismail duduk di bangku kelas 2 SMP  , dia setiap hari rajin bersekolah walaupun sekolah nya berjarak cukup jauh dari rumah dan Kevin menaiki sepeda tua nya untuk pergi ke sekolah . Setiap kali pulang sekolah Kevin membantu orang tuanya untuk berjualan makanan berkeliling di daerah tempat tinggalnya dengan menggunakan sepeda tua tersebut . Ibunya bekerja sebagai pedagang makanan keliling sedangkan Ayahnya bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik . Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya itu Kevin pun harus turut membantu kedua orang tuanya untuk mencari nafkah . 

Kevin bercita cita ingin masuk sekolah SMA di Jakarta agar cita cita nya pun bisa dengan mudah tercapai yaitu ingin menjadi seorang yang bisa membuat penemuan yang brilian , dia ingin suatu saat nanti membuat robot besar seperti yang ada di Jepang dan ingin membuat mobil listrik , itulah keinginan nya untuk bersekolah di Jakarta agar memudahkan mencapai cita cita nya karena dia pikir di Jakarta lebih banyak fasilitas nya dibandingkan tempat ia tinggal di Kupang .

Satu tahun sudah berlalu , kini anak bernama Kevin Ismail sudah duduk di bangku kelas 3 SMP , dia ingin bersungguh sungguh belajar untuk mengikuti program beasiswa apabila diadakan di kotanya . Suatu hari ketika sedang berkeliling menjual makanan menggunakan sepeda Kevin melihat di suatu jalan ada spanduk besar yang berisi diadakan beasiswa yang akan mengadakan sebuah tes di gedung apabila yang mendapatkan nilai tes tertinggi maka akan disekolahkan di Jakarta yaitu di sekolah Teknik elektro yang mengajarkan untuk merakit robot robot , itu sesuai dengan keinginan Kevin yang ingin mewujudkan mimpinya . 

Setelah melihat spanduk besar itu ia bertekad dalam dirinya untuk bisa meraih nilai tertinggi dalam tes tersebut agar bisa bersekolah di Jakarta . Kevin bercerita kepada Ayah dan Ibunya tentang tes tersebut . Mereka pun turut mendukung keinginan dan tekad Kevin itu karena itu juga menyangkut masa depannya. Pada saat di sekolah dia sedang membaca baca buku pelajaran untuk mengikuti tes beasiswa tersebut tetapi Kevin malah dihina oleh temannya ketika mereka tahu Kevin mengikuti tes beasiswa tersebut untuk bisa bersekolah di Jakarta . 

Teman temannya itu mengatakan bahwa Kevin tidak akan mampu untuk meraih nilai tertinggi pada tes tersebut . Tetapi dengan hinaan temannya itu tidak mematahkan semangat Kevin untuk bisa bersekolah di Jakarta , ia malah semangat untuk bisa meraih nilai tertinggi dan mendapatkan beasiswa dan juga membuktikan kepada teman teman yang telah menghinanya , juga kepada kedua orang tuanya dia ingin membuktikan kalau dia mampu . 

Tes untuk beasiswa itu akan diadakan satu Minggu lagi . Kevin pun membuka semua buku buku yang sudah dipelajari di sekolah , bahkan ketika sudah sepulang sekolah setelah berjualan dia langsung membaca lagi materi materi yang akan di tes kan , dia melawan rasa capek nya itu demi bisa mewujudkan cita citanya .

Sudah tujuh hari berlalu dan pada saat itu pun tes beasiswa untuk bisa bersekolah di Jakarta dilaksanakan , tes tersebut diadakan oleh pemerintah Kupang agar memberikan kesempatan kepada generasi muda Kupang bisa sukses di masa depannya . Tes tersebut akan diadakan di Gedung Serba guna yang terletak di Kota Kupang . Jarak dari rumah Kevin ke tempat tes tersebut cukup jauh yaitu sekitar 1 jam apabila naik sepeda . Tes nya tersebut akan diadakan pukul 7 pagi sehingga Kevin harus berangkat lebih pagi dari rumah . 

Saat akan berangkat menuju tempat tes Kevin meminta doa kepada Ibu dan Ayahnya agar dia bisa mendapatkan nilai tertinggi dalam tes tersebut . Kevin berangkat ke tempat tes nya dengan diantar oleh Ayahnya menggunakan sepeda tua yang mereka miliki karena tidak mempunyai kendaraan sepeda motor maupun mobil . 

Saat akan menaiki sepeda dia bertemu lagi dengan teman sekolahnya yang mengatakan lagi bahwa Kevin tidak akan mendapatkan beasiswa tersebut , tapi sekali lagi kata kata tersebut tidak membuat semangat Kevin runtuh bahkan itu menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi Kevin agar bisa membuktikan kepada teman temannya bahwa ia bisa . Saat sampai di gedung serbaguna yang terletak di Kota Kupang dia melihat sangat banyak sekali anak anak seumurannya yang mengikuti tes tersebut . 

Bahkan saat bertanya kepada panitia bahwa ada 300 orang murid yang akan mengikuti tes beasiswa tersebut . Dengan mendengar sebanyak itu yang akan mengikuti tes Ayah Kevin itu memberikan semangat kepada anaknya itu agar tetap bisa berkompetisi dan mengerjakan soal dengan sebaik baiknya dan soal hasil serahkan saja kepada yang maha kuasa .

Waktu sudah menunjukan pukul 7.00 panitia pelaksana tes pun sudah mengumumkan bahwa tes beasiswa akan segera dilaksanakan . Setelah mendengar itu anak anak yang akan mengikuti tes pun segera masuk ke dalam gedung untuk mengisi soal soal yang akan diberikan oleh panitia pelaksana . Mereka semua duduk di sebuah tempat duduk yang sudah disiapkan dan menunggu soal tes yang akan dibagikan oleh panitia . 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline