Lihat ke Halaman Asli

Nurul Fauziah

Mencintai tulis-menulis

Beri Waktu

Diperbarui: 21 Juli 2021   10:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beri Waktu, image by Nathan Dumlao via Unsplash

Jiwaku berdansa dalam kesunyian.
Bak menimang cahaya dikabut harapan.
Walau nada-nada terdengar memekakkan.
Kupikir, lebih baik sembunyi dalam jeruji angan.


Aneh ...

Aku tak pernah merasa begini.
Rasa ini sama sekali tak kukenali.
Seperti permata tertimbun dalam ribuan jerami.
Sembunyi-sembunyi, titik dihatiku menabur empati.

Entahlah ...

Situasi ini membuatku bingung.
Jelas aku bukanlah katak dalam tempurung.
Namun ada sesap menyelinap ulung.
Gelombangnya membuatku heran dan ling-lung.

Bagaimana ini?
Tak pernah ku berandai berasa begini.
Rasa baru ini membuat runyam urusan hati.
Tampak bodoh, ketika hari terus berganti.

Bagaimana ku harus menggambarkannya?
Selama ini, kupikir akalku adalah gudang kata-kata.
Tetapi kepalaku malah berasap kacau sel-selnya.
Jika begini, rasanya ingin kabur saja.

Kali ini, dunia yang berisik kubiar saja.
Roda akalku terus berputar mencari logika.
Tolong beri aku waktu bernapas sebentar saja.
Jika tidak, maka hatiku meledak. Kacau sudah segalanya.

Kau mau perang dunia?


[Solok, 17 Juli 2021]




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline