bismillahi rohmanirrohimi
Alhamdulillahi rabbil 'alamin was-shalatu was-salamu 'ala rasulillahi shallallahu 'alaihi wasallama wa ashabihi ajma'in, .... memuja Allah dan mengharap shalawat akan rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam, syahadani rahmat Allah atasnya dan atas segala sahabatnya sekalian alam, tatkala pada hijrah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.........pada dua belas hari bulan Rabiul Awal pada hari Ahad pada waktu dhuha pada zaman kerajaan .....
shultan alaudiin riayah syah zillillah fi"
Sejarah Melayu
(RAS Raffles Malay 18)
See Indonesian manuscripts in Great Britain (2014), p. 135.
Manukrip merupakan peninggalan sejarang yang berisi segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan atau kondisi yang berbeda dengan kondisi saat ini. Manuskrip memiliki berbagai informasi yang luar biasa dari berbagai bidang seperti pada bidang sastra, agama, hukum, sejarah, adat istiadat dan lain sebagainya. Adanya informasi tersebut akan membantu para ahli sejarah dalam menemukan informasi dan memperkaya kajiannya mengenai sesuatu yang sedang ditelitinya.
Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari suatu abjad ke abjad yang lain. Sedangkan transkripsi adalah pengalihan tuturan (yang berwujud bunyi) ke dalam bentuk tulisan atau penulisan kata, kalimat, atau teks dengan menggunakan lambang-lambang bunyi. Suatu bahasa seringkali mempunyai huruf-huruf yang tidak dimiliki oleh bahasa-bahasa lain, sehingga ada kesulitan-kesulitan tertentu ketika huruf-huruf itu diucapkan.
Pada pembukaan manuskrip ini terlihat jelas pada muqqodimahnya tepatnya di awal kalimat yakni ucapan basmalah dan dilanjutkan dengan menyebut baginda Rasulullah dengan ungkapan sholawat. Manuskrip ini berjumlah 132 halaman utuh, ditemukan pada tahun 2014 dan sekarang telah berada di salah satu perpustakaan di Inggris. Jikalau dibaca dengan seksama, manuskrip ini menggunakan bahasa melayu yang ditulis dengan aksara arab. Pada kajian filologi disebut dengan manuskrip jawi. Keduanya tentu memiliki sejarah yang unik sehingga bisa berkaloborasi dalam sebuah bentuk manuskrip yang indah,
Seperti yang terlampir di atas, manuskrip tersebut berisi tentang sepenggal Riwayat dari kerajaan melayu yaitu zaman kerajaan paduka sri sultan alauddin riayat syah. Pada tanggal 12 Rabiul Awal di hari Ahad. Manuskrip ini sekilas menceritakan terkait sejarah bangsa melayu pada zaman kerajaan-kerajaan terdahulu. Karena manuskrip ini ditulis pada tahun 1814 di kota Melaka, Malaysia. Jikalau kita hitung hingga sekarang, umur manuskrip ini kurang lebih 208 tahun lamanya. Tetapi itulah yang menjadi suatu keindahan pada manuskrip-manuskrip ini.
Keberadaan manuskrip Arab di Nusantara sungguh merupakan khazanah sekaligus karunia yang luar biasa bagi perkembangan keilmuan di tanah air. Secara khusus, manuskrip Arab Nusantara diharapkan menjadi sesuatu yang membuka mata dunia bahwa Indonesia, meski jauh dari kawasan Arab, adalah bagian tak terpisahkan dari dinamika keilmuan dan keislaman yang integral dan komprehensif. Harus diakui pula bahwa Indonesia menjadi suatu kepingan penting dalam sejarah dan dinamika perkembangan peradaban Islam dan dunia sejak masa lalu sampai masa depan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI