Lihat ke Halaman Asli

Oom Mas

saya guru

Mereka Harus Diingatkan...

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedang enak-enaknya membaca kompasiana, handpone menyahut tanda sms masuk.

Urgent. Jangan lewat daerah hotel planet holiday dan hotel pasifik (jodoh) pilih jalan alternative dulu, saat ini pusat kota sedang mencekam. Kerusuhan antar suku Batak vs Flores. 6 meninggal (2 putus kepala, 3 dibacok, 2 tertusuk panah ) 21 orang terluka parah….tolong forward ke orang-orang yang anda cintai segera.

Saya kira kawan Irian Jaya ku mengirim sms bohong. Seteleh gogling ternyata benar adanya. Kotaku tercinta rusuh kembali.

Seandainya benar kerusuhan itu antar dua suku tersebut. Saya jadi teringat kembali kerusahan tahun 1999. Antar suku yang sama. Batam benar-benar mencekam. Kepala orang bertebaran dipinggir-pinggir jalan. Ada juga sumur lubang buaya, bertumpuk-tumpuk mayat di sana.

Dulu penyebab kerusuhan karena rebutan daerah pintu I Muka Kuning. Di sana lahan empuk, pusat bisnis kecil yang menggiurkan, dan calo mobil angkot. Mereka saling berebut, terjadilah hukum rimba siapa yang kuat itu yang berkuasa, hampir setiap hari terjadi perselisihan yang mengakibatkan hilangnya nyawa. Nyawa manusia sebegitu murahnya. Orang membunuh dengan tenangnya di hadapan orang banyak. Jeritan ampunan tak dihiraukan. Semua kalap. Bak malaikat Ijroil mencabut nyawa tanpa ampun tanpa jeda.

Kerusuhan pun susah diselesaikan. Aparat sudah kepayahan. Pemerintah sudah setengah putus asa. Padahal saat itu. Investor sedang bergairah berinvestasi di Bumi Lancang Kuning ini.

Kerusuhan berhenti setelah kedua belah pihak (para tokohnya) menyepakati beberapa point. Salah satu butirnya, bilamana terjadi kerusuhan antar 2 suku tersebut, keduanya harus rela diusir dari kota ini.

Sayapun merasakan dampaknya bila kota ini rusuh, kawan saya pun, dan semua warga yang bergantung mencari nafkahnya di tanah berbauksit ini. Karyawan dipulangkan, tidak dapat lemburan, toko-toko tutup, hotel-hotel kosong, wisatan sepi, pantai sepi, taxi tak dapat penumpang, akses ke kota terhambat, hasil olahan dan hasil perkebunan, dipastikan diundur untuk dikirim, untuk mencari pisang di warung jadi susah, gorengan berhenti sementara berjualan,semua terkena imbasnya. Hingga mobil yang kutumpangi, yang tak ada salah, harus benjol sana-sini.

Mungkin mereka sudah lupa dengan kesepakatan tersebut, mereka yang tinggal dikota ini harus diingatkan…..

Saudaraku…. Sudah terlalu banyak kerusuhan di bumi gurindam 12 ini… sekarang investor sedang sepi..PHK di mana-mana, Banyak orang di tempat asal kita mengharapkan kita di sini sukses, dapat mengirimkan wang walau satu rupiah , mereka bergantung dengan kita yang ada di sini

Saudaraku …..tahan emosi….kita satu tumpah darah, satu tanah air…..setelah kerusuhan yang kalah jadi arang yang menang jadi abu…….

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline