Lihat ke Halaman Asli

Saris D Pamungki

Menulis Dan Merekam Lewat Visual

Emak, Izinkan Barra Mengembara (2)

Diperbarui: 7 Juli 2018   12:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

sebelumnya....(baca)Barra adalah sosok pemuda yang berperawakan kurus, kulit agak item dan satu-satunya anak yang tak begitu suka dengan hal keramaian (hiburan) jika tergelar di kampungnya. Dia memilih menjauh dan menyendiri, karena emang hal itu yang bisa membuatnya merdeka berfikir serta menjalani keseharian tanpa ada sesuatu yang membuat hati serta langkahnya untuk maju terhenti.

Keterbatasan ekonomi di keluarga, tak surutkan langkah Barra buat melanjutkan hidup berdua bersama emaknya di rumah dengan penuh syukur. Pernah suatu waktu, emak sakit, Barra musti korbankan diri duduk di lapaknya (pasar) dan absen ijin tak masuk ke sekolah. Disela waktu itu, tak lupa buka buku serta belajar sambil menunggu pembeli singgah ke bedak emaknya tersebut.

"dimanapun dan kapanpun, ilmu itu ditampakkan, jadi ambil seluasnya meskipun Allah seringkali bercanda menghadirkannya dengan sesuatu yang sama sekali kurang pantas menurut kita, Allah Maha Segalanya", Gumam si Barra dalam hati.

Barra memang (seluasnya) banyak belajar dari alam, artinya setiap apapun yang dihadirkan disaat itu telah menjadi makanan yang lezat dan menghimpun kedewasaannya menghadapi pluralitas hidupnya.

Emak juga paham atas polah dan laku Barra jika sudah merasa nyaman dengan suasana pasar. Seringkali ingatkan Barra, menurut emak, anak seusia Barra kudu sekolah, dan memang di sanalah tempat yang seharusnya Barra tempuh demi terukurnya sebuah prestasi.

"Nak, kamu musti susun pundi kecerdasanmu di sekolah, bukan di pasar, sana bergegaslah menjemput mimpi bersama kawan-kawanmu, biarkan Emak tunggu Barra di sini, yakinlah nak... sana berangkat!!!", perintah emak dengan penuh kelembutan.

Jika sudah muncul kata dari mulut emak seperti ini, Barra selalu ikuti, tak pernah membantah dan bergegas berangkat ke sekolah.

"Iya mak, Barra berangkat...", jawab Barra sambil mencium tangan dan pipi emaknya.

(bersambung)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline