Kampung Trusmi, yang terletak di Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, dikenal luas sebagai sentra batik khas Cirebon. Namun, tak banyak yang tahu bahwa kawasan ini juga menyimpan sejarah panjang yang erat kaitannya dengan penyebaran Islam di tanah Cirebon. Nama Trusmi sendiri berasal dari kata “terus” dan “emi” (dari kata "ngemi" atau mendoakan), yang berkaitan dengan tokoh penyebar Islam, yakni Ki Gede Trusmi, murid dari Sunan Gunung Jati.
https://radarcirebon.disway.id/read/173969/sejarah-desa-trusmi-berdasarkan-penelitian-pusat-perkotaan-yang-kembali-menjadi-pedesaan
Seiring waktu, Trusmi berkembang menjadi pusat kebudayaan yang kuat dengan corak batik mega mendung dan motif klasik lainnya yang masih dilestarikan hingga kini. Masyarakat Trusmi tidak hanya mewarisi keahlian membatik secara turun-temurun, tetapi juga mempertahankan nilai-nilai spiritual dan tradisi Islam yang diajarkan oleh para wali.
https://disbudparporakabcirebon.blogspot.com/2015/12/sejarah-asal-usul-desa-trusmi-kabupaten.html
Tradisi nyadran, ziarah ke makam leluhur seperti Ki Gede Trusmi, masih rutin dilakukan oleh warga sebagai bentuk penghormatan. Selain itu, setiap tahun diadakan upacara adat yang menjadi daya tarik wisata religi dan budaya, sekaligus mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga warisan leluhur.
https://trusmikulon.desa.cirebonkab.go.id/index.php/artikel/2024/9/25/sejarah-desa
Kini, Trusmi bukan hanya menjadi pusat produksi batik, tetapi juga destinasi wisata budaya yang mengangkat nama Cirebon di kancah nasional. Perpaduan antara seni, sejarah, dan spiritualitas inilah yang membuat Trusmi tetap hidup dan dicintai hingga generasi sekarang.
https://bandung.bisnis.com/read/20250113/549/1831298/memayu-buyut-trusmi-cirebon-diakui-warisan-budaya-tak-benda
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI