Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Penyakit Was-Was dalam Hal Ibadah dan Lainnya

Diperbarui: 30 Desember 2023   08:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http://archive.arrisalah-jakarta.com/po-content/uploads/waswas.png

M. Sakhiya Mustahiq

program studi ilmu hadis 

fakultas Ushuluddin dan studi agama

Abstrak

artikel ini bertujuan untuk mengenal penyakit was-was seperti dalam hal ibadah maupun dalam hal yang lainnya. artikel ini menggunakan metode kualitatif dan menerapkan metode deskriptif analitis. Hasil dari penelitian ini adalah perilaku was-was terjadi ketika adanya dorongan dari luar kendali manusia. yang ketika tidak dilakukan akan menyebabkan kecemasan.

Kata Kunci: Cemas, OCD, Was-Was

Pendahuluan

was was adalah perasaan ragu dalam melakukan sesuatu yang seharusnya tidak ada, Dalam Islam was-was disebabkan karena adanya godaan atau bisikan syaitan dalam diri manusia agar timbul perasaan ragu-ragu dalam melakukan sesuatu. dalam ilmu psikologi was-was dinamakan OCD atau obbusive compulsive disorder.  OCD adalah gangguan kecemasan yang melibatkan pikiran dan dorongan yang tidak dikehendaki ataupun tindakan berulang yang dimaksudkan untuk menekan pikiran dan dorongan tersebut (Durand & Barlow, 2006). Penyakit was was atau OCD sangat menyulitkan penderitanya, karena penderita akan kesulitan mengendalikan perilaku impulsif atau perilaku mengulang ulang, ditambah lagi di dalam Islam beberapa ibadah memiliki rukun berupa niat, dan biasanya was was akan menyerang seseorang ketika melaksanakan niat ibadah, seperti wudhu atau sholat. Penderita akan kesusahan berniat karena akan terus terusan timbul perasaan was was atau ragu dalam hatinya.

Hasil penelitian sebelumnya melibatkan eksplorasi masalah was-was dari sudut pandang psikologis dan agama, dan telah dilakukan oleh banyak peneliti. Diantaranya Fuadah Fakhruddiana (2015), "Memahami dan Membaca Surat An-Nas untuk Mengurangi Gejala Obsessive-Compulsive Disorder (OCD)." Obsesi didefinisikan sebagai pikiran atau impuls yang mengganggu (mengganggu) berulang kali yang coba ditekan oleh subjek/pasien karena dia tahu bahwa pikiran dan impuls tersebut tidak dihasilkan oleh kekuatan eksternal. Umumnya mereka menyadari bahwa ide-idenya tidak realistis atau berlebihan, namun mereka sulit mengendalikannya (Durand & Barlow, 2006). Sedangkan kompulsi diartikan sebagai perilaku atau aktivitas mental yang berulang, ritualistik, dan memakan waktu yang dilakukan subjek karena merasa perlu melakukannya (Durand & Barlow, 2006). Perilaku kompulsif dilakukan untuk mengurangi kecemasan akibat obsesi. 'Aql, qalb dan nafs merupakan unsur-unsur dalam jiwa manusia yang mempunyai potensi besar untuk diganggu oleh makhluk Allah SWT lainnya yang disebut setan. Setan melalui jin dan manusia ikut campur dengan cara membisikkan ke dalam dada manusia (shudur) sehingga seluruh bagian jiwa yang ada di shudur tersebut terganggu. Saat itulah diuji kekuatan nafs, 'aql, dan qalb. Ketika nafs mampu untuk mengatasi, tetapi 'aql dan qalb, tidak mampu mengatasi atau menetralkannya, maka subjek mengalami obsesi. Tetapi jika nafs juga tidak mampu mengatasinya, maka energi yang dimiliki bisa terefleksi dalam perilaku, sehingga munculah kompulsi yang mengikuti obsesi. Di dalam Surah An-Naas, terkandung doa untuk berlindung kepada Tuhan yang sekaligus Raja dan Sembahan manusia yaitu Allah SWT, dari kejahatan berupa bisikan (kejahatan) setan yang bersembunyi ke dalam diri manusia, yang ditimbulkan oleh jin dan/atau manusia. Melalui penghayatan terhadap surah ini disertai zikir yang teratur minimal pagi dan petang sebagaimana yang dianjurkan Rasulullah Saw. Di harapkan artikel ini dapat mengurangi gejala ocd pada penderita.

Permasalahan utama penelitian ini adalah bagaimana mengatasi was was sholat, menurut psikologi Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana cara mengatasi was was dalam sholat menurut psikologi. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi was was menurut pandangan psikologi. Setiap penelitian ilmiah pasti memiliki manfaat baik secara teoritis ataupun praktis, manfaat secara teoritis pada penelitian ini yakni mengetahui bagaimana was was dan cara mengatasinya menurut psikologi, sedangkan secara praktis pada penelitian ini yakni, mengetahui bagaimana was was sholat menurut psikologi dan bagaimana cara penanganannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline