Lihat ke Halaman Asli

Ryan Dhiya

Universitas Andalas

Filter Air Hujan Berbasis Adsorben Alami: Inovasi Mahasiswa KKN Universitas Andalas sebagai Solusi Permasalahan Air Bersih di Nagari Koto Panjang

Diperbarui: 15 Februari 2025   21:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filter Air Berbasis Adsorben Alami buatan Mahasiswa KKN Universitas Andalas 2025 (Sumber: Dokumentasi KKN UNAND Koto Panjang, 2025)

Kondisi Geografis dan Demografis Nagari Koto Panjang

Nagari Koto Panjang merupakan salah satu Nagari (setingkat Kelurahan) yang terletak di Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat. Nagari Koto Panjang memiliki luas 13,46 km2. Wilayah Nagari Koto Panjang berada di ketinggian 800-1400 meter diatas permukaan laut dengan kontur wilayah berupa tebing, lembah, dan perbukitan. Tata guna lahan di Nagari Koto Panjang berupa hutan, lahan pertanian, dan perkebunan.

Nagari Koto Panjang terbagi atas 3 Jorong (setingkat Dusun), yaitu Jorong Kampung Pisang, Jorong Sungai Jariang, dan Jorong Pahambek dengan total jumlah penduduk sebanyak 3.062 jiwa pada tahun 2023. Mayoritas penduduk Nagari Koto Panjang memiliki mata pencaharian dengan berkebun dan berdagang. Kebun pisang menjadi sektor utama dalam perkebunan Nagari Koto Panjang.

Permasalahan Air Bersih Nagari Koto Panjang

Kondisi geografis Nagari Koto Panjang yang berada diatas tebing menjadikan daerahnya terkendala dengan ketersediaan air tanah sebagai sumber air bersih. Dua dari tiga Jorong di Nagari Koto Panjang tidak memiliki sumber air bersih yang memadai. Safrial, Kepala Jorong Kampung Pisang mengatakan bahwa Nagari Koto Panjang secara geografis sebenarnya memiliki sumber mata air dan aliran sungai yang mengalir di wilayahnya, yang dapat berkontribusi terhadap ketersediaan sumber daya air di daerah tersebut. Namun sumber air ini terdapat di dasar lembah dengan kedalaman 100-150 m. Medan yang terjal dan curam menyulitkan pengadaan sistem pengaliran air dari lokasi tersebut.

Masyarakat Koto Panjang, khususnya Jorong Pahambek dan sebagian besar masyarakat Jorong Kampung Pisang yang sama sekali tidak memiliki sumber air bersih memanfaatkan air tadah hujan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan MCK (mandi, cuci, kakus) sehari-hari. Air hujan yang jatuh dialirkan dari atap rumah melalui talang hujan ke bak tadah hujan yang berada di toilet masing-masing rumah. Biasanya, bak tadah hujan memiliki ukuran sisi 2×2 meter dengan kedalaman 2-3 meter.

Mengonsumsi air hujan dapat menimbulkan berbagai penyakit bagi tubuh manusia. Air hujan mengandung polutan berupa debu dan logam berat. Selain itu, air hujan tidak memiliki kandungan mineral, sehingga dengan mengonsumsi air hujan tidak dapat memenuhi kebutuhan mineral tubuh manusia. Hal ini dapat menimbulkan berbagai gangguan pada tubuh manusia, misalnya stunting pada anak karena tidak tercukupinya kebutuhan mineral dalam tubuh hingga kanker akibat paparan logam berat berlebih dalam tubuh.

Solusi Kebutuhan Air Bersih yang Ditawarkan Mahasiswa KKN

Mahasiswa KKN Universitas Andalas Periode 1 Tahun 2025 Nagari Koto Panjang yang dibimbing oleh Bapak Dr. Ir. Nusyirwan, M.T., menawarkan solusi untuk permasalahan ini dengan Alat Filter Air Berbasis Adsorben Alami. Alat ini dibuat untuk memfilter air hujan yang akan dikonsumsi sehingga meminimalisasi kandungan polutan seperti debu dan logam berat (besi, seng, timbal, dll) didalamnya. Filter air sederhana ini dibuat dengan alat dan bahan yang mudah ditemukan di sekitar. Alat yang digunakan adalah:

  • Ember
  • Pipa PVC diameter 1”
  • Pipa PVC diameter 3”
  • Berbagai sambungan perpipaan

Filter air memanfaatkan bahan-bahan yang juga tersedia di lingkungan sekitar, seperti:

  • Kerikil
  • Pasir
  • Ijuk
  • Karbon aktif
  • Spons
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline