Lihat ke Halaman Asli

Rustian Al Ansori

TERVERIFIKASI

Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Puisiku Tertinggal di Pantai

Diperbarui: 18 September 2018   19:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

Sudah malam, gelap sudah dimana - mana. Hanya terdengar ombak hingga ke pasir pantai dengan tergesa - gesa. Aku meninggalkan pantai ketika pasir masih melekat di kaki. Tak sempat dibersihkan hingga teringgal puisi.

Puisiku telah tertinggal dipantai. Tak mungkin ditemukan diantara ancaman malam yang mengintai. Aku tak biasa membuat puisi di pantai. Tapi kali ini kutulis di pasir putih yang landai.

Esok hari tak mungkin ada lagi. Malam ini juga sudah disapu pasang air laut yang meninggi. Aku hanya masih mengingat kata akhir dibaris terakhir puisi. " Aku akan kembali kesini tidak menulis, tapi membaca antologi."

Terbayang ketika membaca banyak puisi. Diringi debur ombak menjadi simponi. Kan ku katakan kepada laut yang sepi. " Ombak, karang, camar, nyiur, cemara, pasir, buih putih, ikan, nelayan telah kujadikan puisi."

Sungailiat, 18 September 2018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline