Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisiku Tertinggal di Pantai

18 September 2018   19:01 Diperbarui: 18 September 2018   19:02 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Sudah malam, gelap sudah dimana - mana. Hanya terdengar ombak hingga ke pasir pantai dengan tergesa - gesa. Aku meninggalkan pantai ketika pasir masih melekat di kaki. Tak sempat dibersihkan hingga teringgal puisi.

Puisiku telah tertinggal dipantai. Tak mungkin ditemukan diantara ancaman malam yang mengintai. Aku tak biasa membuat puisi di pantai. Tapi kali ini kutulis di pasir putih yang landai.

Esok hari tak mungkin ada lagi. Malam ini juga sudah disapu pasang air laut yang meninggi. Aku hanya masih mengingat kata akhir dibaris terakhir puisi. " Aku akan kembali kesini tidak menulis, tapi membaca antologi."

Terbayang ketika membaca banyak puisi. Diringi debur ombak menjadi simponi. Kan ku katakan kepada laut yang sepi. " Ombak, karang, camar, nyiur, cemara, pasir, buih putih, ikan, nelayan telah kujadikan puisi."

Sungailiat, 18 September 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun