Lihat ke Halaman Asli

Rully Novrianto

A Mind Besides Itself

Kupilih Dirimu di Valentine Ini

Diperbarui: 14 Februari 2024   10:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by Lisa Fotios: www.pexels.com

Pagi itu, Daniel terbangun dari tidurnya dengan perasaan berdebar. Hari ini adalah hari yang istimewa, karena selain hari Valentine, ini juga adalah hari di mana Daniel akan ikut berpartisipasi dalam pesta demokrasi negaranya tercinta, Pemilihan Umum.

"Selamat pagi, Sayang! Hari ini hari yang penting ya buat kamu?" sapa Leia, istri Daniel, saat melihat Daniel sudah rapi berpakaian.

"Iya, hari ini aku akan menentukan masa depan untukmu, untuk anak-anak kita, dan untuk Indonesia tercinta ini! Doakan aku ya, Leia," sahut Daniel seraya mengecup kening istrinya.

Sesampainya di tempat pemungutan suara, Daniel mengantre dengan tenang. Di tangannya sudah ada undangan pemilih dan kartu identitas. Setelah tiba gilirannya, petugas menuntunnya ke bilik suara dan memberinya empat lembar surat suara.

Dengan hati berdebar dan penuh harapan, Daniel masuk ke bilik suara. Ditatapnya dalam-dalam daftar nama dan foto calon presiden dan wakil presiden, juga foto-foto caleg partai politik peserta pemilu. Dipilihnya satu pasangan capres dan cawapres dan partai politik yang menurutnya paling ideal untuk memimpin Indonesia lima tahun ke depan.

"Indonesia... engkaulah sang pujaan hatiku. Aku mencintaimu lebih dari siapapun di dunia ini..." bisik Daniel lirih.

Tangannya kemudian melipat kembali bagian surat suara sesuai petunjuk. Seketika itu pula, Daniel merasa seolah baru saja meminang gadis tercantik di dunia ini, yaitu Indonesia!

Sesudah keluar dari bilik suara, Daniel memandang kotak suara tempat dia memasukkan surat suaranya dengan tatapan haru. Seakan-akan itu adalah tangan lembut sang kekasih yang siap menyambut suaranya dengan penuh cinta kasih.

"Aku sudah memilihmu, Sayang... Aku sudah memilih pemimpin terbaik untuk masa depan kita..." gumam Daniel, masih dengan perasaan haru. Dia yakin telah memberikan suaranya kepada sosok yang tepat untuk memimpin Indonesia lima tahun ke depan agar negara ini semakin maju dan sejahtera.

Setibanya di rumah, Daniel langsung memeluk Leia erat-erat, sama seperti saat dia baru saja melamar Leia beberapa tahun lalu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline