Lihat ke Halaman Asli

Ronny Rachman Noor

TERVERIFIKASI

Geneticist

Ukraina Di Ambang Kehancuran

Diperbarui: 16 September 2022   21:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Warga melintasi gedung yang hancur dihajar rudal di wilayah Gostomel, Provinsi Kyiv, Ukraina, Sabtu (18/6/2022). Gedung ini berada di sekitar pangkalan udara Gostomel yang merupakan salah satu lokasi yang pertama kali diserang Rusia. (Foto: KOMPAS/HARRY SUSILO)

Perang yang sudah berlangsung berbulan bulan ini mempengaruhi perekonomian Ukraina secara siknifikan dan memaksa 6.8 juta penduduknya meninggalkan negeri ini.

Menurut Bank Dunia Perang Rusia dan Ukraina ini tahun ini saja membyar perekonomian Ukraina menciut sebesat 45%.

Kehancukan akibat serangan Rusia pada kota kota utama yang menjadi andalan perekonomian Ukrania memang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.

Perang juga membuat ukraina yang dulunya menjadi salah satu eksportir komoditas utama pertanian dunia menjadi lumpuh, demikian juga dengan hancurnya pelabuhan Pelabuhan yang menjadi pintu gerbang ekspor Ukrainia.

Kehancuran ini tentu saja membuat biaya perang dan biaya perbaikan fasilitas dan sarana serta prasarana membengkak.

Perekonomian yang Semakin Memburuk

Ukraina kini sudah mulai merasakan dampak perang yang menambah terpuruknya perekonomiannya.

Sebagai gambaran pada bulan juli lalu bank sentral Ukrainia melakukan penyesuaian nilai mata uangnya yang bernama hryvnia akibat penurunan nilai mata uang tersebut secara drastis. Saat ini US$1 setara dengan 37 hryvnia, padahal tahun lalau nilainya 26.50 hryvnia.

Perusahaan energi milik negeri yang bernama Naftgaz juga telah mengalami default karena penurunan nilai sahamnya yang sangat drastis.

Meningkatnya beban utang Ukraina ini membuat pemegang obligasi di Ukraina pada minggu lalu melakukan moratorium bunga dan pembayaran hutang pokok selama dua tahun.

Saat ini Ukraina mengalami defisit sebesar US $ 4 - $ 5 miliar setiap bulannya, sedangkan cadangan devisanya hanya mencapai US $22,3 miliar, turun sekitar 25 % sejak invasi dimulai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline