Lihat ke Halaman Asli

Alergi Susu Sapi dan Intoleransi Laktosa, Serupa Tapi Tak Sama!

Diperbarui: 11 Juni 2022   11:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Penulis : dr. Gabriela Widyakarin, dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, SpGK

Departemen Ilmu Gizi FKUI RSCM

Susu merupakan salah satu minuman bergizi penunjang pertumbuhan anak. Susu sapi merupakan jenis susu anak komersil yang dapat ditemukan di Indonesia. Namun pernahkah anda melihat seorang anak yang mengeluh kembung atau diare setelah minum susu sapi? Bila jawabannya ya, maka kemungkinan anak tersebut menderita alergi susu sapi atau ada yang menyebutnya sebagai intoleransi laktosa. Lalu apakah kedua penyakit tersebut sama atau berbeda? Mari kita baca pembahasan berikut ini!

Alergi susu sapi dan intoleransi laktosa

Berdasarkan pernyataan yang dikeluarkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), alergi susu sapi merupakan reaksi imun tubuh terhadap suatu protein yang terkandung di dalam susu sapi. Perbedaan mendasar di antara keduanya adalah intoleransi laktosa tidak melibatkan sistem imunitas tubuh. Gejala intoleransi laktosa disebabkan oleh kurang atau tidak adanya enzim yang berfungsi dalam mencerna laktosa yaitu suatu gula yang terdapat di dalam susu.

Apakah dapat dibedakan gejala antara alergi susu sapi dan intoleransi laktosa? 

Adanya gejala pada saluran cerna mungkin memang membingungkan kita untuk membedakan antara alergi susu sapi dan intoleransi laktosa, namun penting bagi kita untuk setidaknya mengetahui perbedaan kedua penyakit ini, karena terapi yang dilakukan sangatlah berbeda. Beberapa gejala alergi susu sapi dan intoleransi laktosa di bawah ini dapat membantu kita untuk membedakan keduanya.

Alergi susu sapi dapat menimbulkan berbagai gejala, diantaranya adalah gejala pada saluran cerna seperti muntah, diare atau konstipasi. Selain itu, gejala saluran napas seperti sesak, hidung berair, batuk dan gejala pada kulit seperti kemerahan dan gatal-gatal juga sering ditemukan. Alergi susu sapi dapat bersifat ringan hingga mengancam nyawa.

Berikutnya pada intoleransi laktosa, gejala terutama didominasi oleh gejala saluran cerna seperti muntah, kembung, nyeri perut, dan diare. Pada intoleransi laktosa jarang dapat ditemukan gejala yang menganggu sistem pernafasan atau kulit. Gejala yang ditimbulkan  umumnya bersifat lebih ringan dibandingkan dengan gejala alergi susu sapi.

Apabila ingin diketahui lebih lanjut tentang kedua penyakit ini, maka  anak dapat dibawa ke dokter spesialis anak. Dalam menegakkan diagnosis alergi susu sapi, dokter mungkin memerlukan satu atau lebih pemeriksaan seperti uji tusuk kulit (skin prick test), pengukuran imunoglobulin E (IgE), atau uji eliminasi dan provokasi, sedangkan untuk menegakkan intoleransi laktosa umumnya hanya digunakan pemeriksaan untuk mengukur kadar hidrogen melalui napas (hydrogen breath test).

Apa yang dapat dilakukan bila anak memiliki alergi susu sapi atau intoleransi laktosa?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline