Lihat ke Halaman Asli

Ropiyadi ALBA

Tenaga Pendidik di SMA Putra Bangsa Depok-Jawa Barat dan Mahasiswa Pasca Sarjana Pendidikan MIPA Universitas Indra Prasta Jakarta

5 Kendala Teknis Pelaksanaan PTS Daring di Tengah Pandemi Covid-19

Diperbarui: 20 Mei 2021   19:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kendala Teknis Pelaksanaan PTS Daring (Sumber gambar:TribunNews.Com)

Berdasarkan kalender Pendidikan yang dikeluarkan pemerintah melaui dinas pendidikan, jadwal pelaksanaan Penilaian Tengah Semester (PTS) Gasal Tahun Pelajaran 2020/2021 dilaksanakan pada 14-19 September 2020. 

Seluruh Satuan Pendidikan yang berada di wilayah Dinas Pendidikan tiap provinsi menjadikan kalender pendidikan ini sebagai patokan pelaksanaan kegiatan pembelajaran selama 1 tahun pembelajaran ke depan.

Baca juga : UTS Di Masa Pandemi? Bagaimana Rasanya?

Penilaian Tengah Semester (PTS) adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu kegiatan pembelajaran. 

Cakupan Penilaian Tengah Semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh Kompetensi Dasar (KD) pada periode tersebut.

Penilaian Tengah Semester kali ini dilaksanakan secara Daring (Dalam Jaringan), karena memang para siswa dan guru belum bisa melakukan kegiatan tatap muka sebagai akibat belum meredanya pandemi Covid-19. 

Baca juga : Ujian Daring Rasa Pening

Ada beberapa kendala yang mungkin ditemukan dalam pelaksanaan PTS Daring tersebut, baik yang bersifat teknis maupun non teknis.

Banyak sekolah yang sudah menggunakan platform khusus berbasis e-learning guna mendukung pelaksanaan PTS Daring ini, di samping platform yang sudah tersedia seperti Google Classroom maupun Google Form.

Ada beberapa Kendala teknis yang dihadapi dalam pelaksanaan PTS Daring ini di antaranya adalah:

  1. Belum tercukupinya kebutuhan kuota internet siswa secara memadai. Janji pemerintah melalui Kemendikbud yang akan mensubsidi kuota internet belum juga terealisasi sampai dengan pertengahan September ini. Pendataan nomor telepon siswa dan guru melalui aplikasi Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) terasa lambat, sehingga membuat banyak operator sekolah yang mengeluhkan keadaan ini. Bersyukurlah jika ada sekolah yang sudah mensubsidi kuota internet siswanya dengan menggunakan sebagian dari dana Bantuan Operasional sekolah (BOS), walaupun masih belum maksimal.
  2. Kepemilikan gawai (Handphone) yang belum dimiliki oleh seluruh siswa. Masih ada di antara para siswa yag harus bergantian dalam penggunaan handphone dengan anggota keluarga lainnya, karena memang jumlah handphone yang tidak sebanding dengan jumlah keluarga. Bahkan penulis mendengar di tempat penulis mengajar, ada seorang ibu yang berprofesi sebagai pemijat online atau seorang ayah pengojek online terpaksa tidak bekerja, karena handphonenya digunakan sang anak untuk pembelajaran jarak jauh (PJJ) .
  3. Ketersediaan sinyal yang tidak stabil dari tiap provider. Kondisi cuaca yang sudah memasuki musim penghujan tentunya akan cukup mempengaruhi kestabilan sinyal internet. Apalagi jika ditambah pemadaman listrik akibat hujan deras tentunya akan makin menambah masalah karena jika baterei handphone atau laptop lemah maka sulit untuk mengecasnya.
  4. Traffic internet yang sibuk. Jika banyak siswa yang melakukan PTS Daring secara bersamaan dalam suatu wilayah, maka akan berakibat jaringan internet akan sibuk sehingga akan mempelambat proses connecting bahkan kegagalan sambungan.
  5. Keterbatasan kapasitas server. Kapasitas server yang dimiliki sekolah sangat penting untuk menunjang pelaksanaan PTS Daring agar tidak terjadi down ketika PTS berlangsung. Masalahnya adalah tidak semua sekolah memiliki dana yang memadai untuk membeli server yang original sesuai dengan kebutuhan. 

Selain kendala di atas, permasalahan PTS Daringdapat juga berasal dari kedisiplinan siswa yang masih rendah. Apabila seorang siswa kurang disiplin dalam mengikuti PTS Daring, misalnya terlambat login, maka akan mempengaruhi yang bersangkutan dalam mengakses sistem ujian yang akan digunakan. 

Untuk itu perlu dicarikan solusi dari permasalahan di atas, apalagi pembelajaran berbasis internet sepertinya masih akan berlangsung lama, karena belum ada tanda-tanda kapan pandemi ini akan berakhir. 

Baca juga : Pengaruh TIK dan Internet untuk Mendukung Revolusi Industri dalam Bidang Pendidikan

Dibutuhkan kesepahaman dan dukungan dari semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, dan seluruh stake holder pendidikan agar permasalahan di atas, khususnya ketersediaan kuota dan keberadaan serta kestabilan sinyal internet dapat teratasi dengan baik. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline