harusnya kamu disini
menyaksikan redupnya rembulan
bersamaku ...
senyum hangat kutuangkan
pada secawan kopi bernama rindu
ada getar yang mengaliri urat nadiku
saat pelan kusesap kopi bekas cawanmu
ada kenangan yang mengaduk-aduk ingatanku
aroma desahmu... mengurai lamunanku
harusnya kamu disini
menyambut semilir angin nan erotis
bersamaku ....
hantarkan bunga-bunga wangi nan merekah
menyusun mimpi yang pernah kita penakan
ada degup yang menggetarkan kalbu
saat kubuka lembaran lusuh
bernama harapan
satu persatu aku mencoba mengeja
luapan emosi dan gairah yang pernah kau pahat
pada dinding-dinding hati yang terlampau rapuh
begitu sederhananya mimpimu
begitu sempurnanya anganmu
"aku ingin hidup lebih lama bersamamu"
... namun ...
kini aku hanya terbata mengeja namamu
di pusara bernama pupus
... aku tergugu...
terisak menikmati kopi terakhir
kulihat rembulan meredup
perlahan awan memeluk
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI