Lihat ke Halaman Asli

Rofidah Nur F

Mahasiswi PIAUD UIN Malang

SPPKB: Mengasah Keterampilan Berpikir Kritis Anak

Diperbarui: 12 Mei 2022   01:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: www.pexels.com


"Critical Thinking has the potential to be a deeply creative process." (Pemikiran Kritis berpotensi menjadi proses yang sangat kreatif.)--- Pearl Zhu 

Suatu masalah ataupun pekerjaan akan terselasaikan melalui proses berpikir. Begitupun dengan proses pembelajaran pada anak, di mana terdapat salah satu Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir atau disebut dengan SPPKB. 

Menerapkan SPPKB kepada anak didik yakni guru mengarahkan anak untuk menelaah masalah berdasarkan pada fakta atau pengalamannya. 

Melalui penerapan SPPKB anak juga akan digiring untuk dapat mengingat dan memahami fakta maupun konsep serta bagaimana hal tersebut dapat dijadikan alat guna melatih kemampuan berpikir anak ketika memecahkan permasalahan. 

Ketika menjumpai permasalahan pada materi pembelajaran, daya pikir anak akan dituntun oleh guru sehingga anak mampu mengaitkan permasalahan yang ada pada teori dalam pembelajaran dengan pengalaman anak. SPPKB memiliki beberapa karakteristik, antara lain: 

  • Pembelajaran dengan SPPKB memacu pada proses mental anak didik. 
  • Pembelajaran melalui SPPKB menerapkan sesi dialog maupun tanya jawab dengan anak didik. Ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir anak, di mana kemampuan berpikir nantinya akan mengantarkan anak didik dalam memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi secara mandiri. 
  • SPPKB merupakan strategi pembelajaran yang bersandar pada dua aspek, yakni proses belajar dan hasil belajar. Kedua aspek tersebut sama-sama pentingnya, di mana proses belajar memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir, sedangkan hasil belajar diarahkan untuk mengkonstruksi pengetahuan atau dalam penguasaan materi pembelajaran yang baru bagi anak. 

Dalam penerapan SPKKB terdapat beberapa tahap yang perlu diketahui, yakni: 

1. Tahap Orientasi

Tahap orientasi adalah tahap di mana guru mengondisikan anak didiknya dalam posisi siap melakukan pembelajaran. 

Pada tahap ini hal pertama yang dilakukan adalah guru memberi penjelasan terkait tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan tentang penguasaan materi pembelajaran maupun tujuan tentang proses pembelajaran atau kemampuan berpikir yang harus dikuasai anak didik. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline