Menteri Keuangan Sri Mulyani menjadi korban teknologi manipulasi video berbasis kecerdasan buatan (AI) atau yang dikenal dengan deep fake. Sebuah video yang menampilkan dirinya seolah-olah mengatakan bahwa "guru adalah beban negara" sempat viral di media sosial dan memicu kegaduhan publik. Banyak warganet percaya tanpa melakukan verifikasi, sebelum akhirnya terbukti bahwa konten tersebut adalah hoaks.
Video itu dipastikan palsu setelah dilakukan penelusuran. Teknologi deep fake mampu memalsukan wajah dan suara secara sangat mirip dengan aslinya, hingga membuat masyarakat sulit membedakan antara fakta dan rekayasa. Kasus ini langsung menjadi perbincangan hangat karena jika seorang menteri saja bisa dipalsukan dengan mudah, maka masyarakat sipil tentu jauh lebih rentan. "Ini alarm serius bagi kita semua. Teknologi deep fake bisa merusak reputasi seseorang dan membuat opini publik menjadi carut-marut," ujar seorang pengamat literasi digital.
Deep fake sendiri adalah hasil dari kecerdasan buatan yang dapat memanipulasi gambar, video, dan audio sedemikian rupa hingga tampak nyata. Bahayanya, konten semacam ini bisa digunakan untuk menyebarkan fitnah, menjatuhkan reputasi, bahkan mengganggu stabilitas sosial dan politik.
Agar masyarakat tidak mudah tertipu, pakar keamanan digital menyarankan beberapa langkah praktis:
Periksa sumber video. Jika berasal dari akun anonim atau tidak jelas, jangan langsung percaya.
Perhatikan detail teknis. Sering kali gerak bibir dan suara tidak sepenuhnya sinkron.
Bandingkan dengan media arus utama. Pernyataan tokoh publik biasanya tercatat dalam arsip resmi.
Gunakan alat deteksi AI. Kini tersedia berbagai tools gratis untuk memverifikasi keaslian konten.
Kasus yang menimpa Sri Mulyani menjadi peringatan bahwa ancaman deep fake bukan lagi sekadar isu teknologi. Ini sudah menyentuh ranah sosial, politik, bahkan menyangkut kepercayaan publik terhadap tokoh negara. Publik kini dituntut lebih waspada, sementara pemerintah dan platform digital diharapkan segera memperkuat langkah pengamanan informasi agar masyarakat tidak terus-menerus menjadi korban manipulasi berbasis AI.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI