Lihat ke Halaman Asli

Riza Hariati

Information addict

Hijabers Dungu

Diperbarui: 6 Juli 2020   05:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source:Pixabay Matahari Terbit

Hijaber A menutup laptopnya dengan perasaan puas. Dia semalaman bertengkar dengan banyak hijabers dungu di internet. Para Hijabers Dungu yang jumlahnya lumayan banyak ini benar-benar sudah membuatnya kesal dengan pikiran mereka yang sempit, sikap mereka yang suka menghakimi dan intoleran.

Hijaber A menulis banyak postingan yang menunjukkan betapa dungunya Hijabers Dungu ini. Dia tentu tidak mengenal mereka secara pribadi, ini internet, siapa yang mengenal tiap akun secara pribadi? Tapi mereka sudah jelas dungu dengan sikap mereka yang begitu fanatik.

Dia menuliskan dengan rinci betapa Hijabers Dungu ini berpendidikan rendah, dari kalangan miskin, berpikiran sempit. Betapa mereka sulit menerima kemajuan. Betapa diskriminatifnya mereka kepada keturunan Tionghoa. Bahwa mereka harus disingkirkan dari Negara ini.

Dia juga mengumumkan keseluruh dunia bahwa Hijabers Dungu ini adalah bagian dari organisasi radikal teroris yang berasal dari negara-negara Arab. Bahwa Hijabers Dungu ini adalah orang-orang berbahaya yang harus diwaspadai. Mereka pasti mendapatkan pengaruh buruk ini dari keturunan arab yang mereka sebut sebagai Kadrun.

Lebih jauh dia menyebutkan secara detail bahwa Hijabers Dungu ini tidak menghormati hak-hak wanita, dan karenanya mereka pun tidak perlu dihormati. Mereka pasti menyukai poligami, menghujat mereka yang tidak berpakaian pantas.

Dia tidak mengenal Hijabers Dungu ini secara pribadi, tapi dia tahu pasti. Karena mereka semua PASTI seperti itu.

Hijaber A merasa puas dengan dirinya sendiri karena sudah bersikap adil. Dia tidak segan mengkritik sesama hijabers saat mereka berbuat salah, dan kelak kalau mereka sudah sadar dan kembali kejalan yang benar, jalan yang dipilihnya, Hijabers Dungu ini akan berhenti menjadi dungu dan menjadi hijabers yang lebih baik dan bermartabat.

Dia dengan bangga menyatakan bahwa dia adalah muslimah yang berakal sehat, yang bisa memisahkan mana yang benar dan yang salah. Sudah berguru pada orang-orang yang benar. Berbeda dengan guru-guru dari Hijabers Dungu.

Keesokan harinya dia bekerja seperti biasa, dia ditugaskan untuk melakukan perjalanan ke berbagai kota yang berbeda, keberbagai negara yang berbeda.

Hal yang aneh terjadi, banyak dari orang baru yang ditemuinya bersikap enggan. Dia mendengar mereka berbisik-bisik dibelakang : Teroris, anti toleransi, terbelakang. Dia pun mendapatkan banyak kesulitan dalam pekerjaannya, karena dia dianggap bodoh, berpikiran sempit, sulit untuk maju.

Bahkan penjaga toko pun melayaninya dengan enggan, karena dia dianggap miskin. Satpam mengikutinya penuh curiga, karena tentu saja gembel seperti dia akan mencuri. Kalau pun ada uang, tentu itu uang majikannya. Karena sudah pasti dia hanya sekedar pembantu rumah tangga yang disuruh berbelanja oleh majikannya. Tidak mungkin ada hijabers yang cukup kaya. Mereka mengetahui semua itu dari internet. Jadi sudah PASTI benar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline