Mohon tunggu...
Riza Hariati
Riza Hariati Mohon Tunggu... Konsultan - Information addict

SAYA GOLPUT!!!! Tulisan yang saya upload akan selalu saya edit ulang atau hapus tergantung mood. Jadi like dan comment at your own risk. You've been warned!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hijabers Dungu

6 Juli 2020   06:05 Diperbarui: 6 Juli 2020   05:54 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source:Pixabay Matahari Terbit

Dia ingin berteriak menjelaskan kepada orang-orang ini, "Saya bukan orang seperti itu!! Bahkan saya tidak pernah sekalipun mengatakan hal buruk tentang kalian !! "

Dan itu benar, dia tidak pernah berkata buruk tentang minoritas Tionghoa dan non muslim. Bahkan sekalipun mereka melakukan kesalahan, dia hanya mengangkat bahu dan berkata, "Biarlah kalangan mereka saling mengkoreksi diri sendiri, sebagaimana saya mengkritik Hijabers dungu itu."

Dia diam-diam sebetulnya merasa khawatir, kalau sampai dia berani mengkritik mereka, meski jelas berbuat salah, nanti dia akan terjerumus menjadi seperti Hijabers Dungu. Amit-amit!

Dia merasa bertambah geram pada para Hijabers Dungu, gara-gara mereka diperlakukan seperti ini!

Sekembalinya dia kerumah, dia lebih bersemangat lagi menyerang Hijabers Dungu di Internet, yang tampaknya juga bertambah semangat melawan dirinya. Tiap hari dia menyerang, merendahkan, menunjukkan dimana letak kesalahan Hijabers Dungu ini, dan setiap kali Hijabers Dungu membalas dengan keganasan yang sama.

Tapi hal aneh terjadi. Semakin dia merendahkan Hijabers dungu, semakin rendah dia diperlakukan oleh orang-orang yang tidak mengenalnya. Semakin dia mengatakan Para Hijabers dungu ini orang-orang radikal intoleran, semakin banyak orang yang mencurigai dirinya sebagai radikal intoleran. Bahkan ada yang menarik hijabnya, melempar kepalanya, mengancamnya dengan halus, dan berteriak padanya dari kejauhan : 'Teroris!'

Dia merasa marah sekali! Tidak tahukah mereka betapa dia, Hijabers A, sudah berjuang mati-matian membela mereka? Membela kaum minoritas? Membela non muslim? Kalau mereka bertanya pada keluarga dan teman-temannya, mereka akan mengerti bahwa ini sebuah kebenaran. Karena bahkan keluarganya sendiri akan dilawan kalau mereka bersikap seperti para Hijabers Dungu. Tidak tahu terima kasih. Dia mulai merasa marah.

Tapi orang-orang ini tidak mengenalnya, tidak bisa membedakan hijabnya dan hijab milik para Hijabers Dungu. Hijab yang dipilih untuk dipakai karena imannya, adalah hijab yang sama dengan para Hijabers Dungu. Dimata mereka, DIA lah satu diantara hijabers dungu itu.

Di ujung internet lain seorang buzzer pengadu domba menghembuskan asap rokoknya dengan puas. Menutup applikasi sosial media bergambar wanita berhijab miliknya, mematikan rokoknya, lalu menyelamati dirinya sendiri dengan senang, dia sudah mencetak satu lagi Hijabers Dungu.

Artikel ini juga akan diterbitkan di Blog pribadi saya : Rizahariati.blogspot.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun