Lihat ke Halaman Asli

Cokelat dan Arloji

Diperbarui: 12 Juli 2020   05:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Rumah Lama

Mang Ding mengangkat kursi putarku. Pria itu baru saja selesai memperbaikinya. Kini kursi itu sudah bisa tegak, berputar, sandarannya sudah kembali normal. Kursi sudah siap menemani malam-malamku. Aku puas dengan hasil kerjanya.

Belum sempat mengucapkan terima kasih, pria itu sudah berlalu. Aku mencarinya hingga ke teras. Mang Ding ada di halaman, di bawah pohon mangga, sekitar lima meter sebelum pagar. Mang Ding tidak sendiri, ia bersama istrinya. Pria itu sedang duduk sembari merokok.

Angin menjatuhkan daun-daun kering pohon di sekitar rumah. Berguguran. Daun-daun kering menjadi sampah dan dikumpulkan Bibi. Ternyata mereka sangat kompak. Bibi mengumpulkan sampah, Mang Ding memasukkannya ke dalam keranjang sampah di beberapa titik pengumpulan.

Rumah peninggalan Papa ini dikelilingi pohon buah-buahan. Papa hobi mengoleksi berbagai jenis pohon buah. Cita-citanya sederhana. Ketika pensiun, ia akan tinggal di rumah yang dikelilingi pepohonan. Sayangnya, Papa berpulang sebelum sempat menikmati pohon buah miliknya. Ah, aku menggeleng cepat, membuyarkan ingatanku terhadap Papa. Mataku mengerjap-ngerjap, sebuah usaha mencegah butiran air mata itu jatuh.

Pandanganku kembali ke dua sejoli yang tengah berada di pojok kiri halaman depan. Aku ingin memanggil Mang Ding, tapi urung kulakukan. Mereka sepertinya sedang berbincang, walaupun aku tidak mendengar apa yang mereka bincangkan. Aku masih berdiri sambil terus memperhatikan mereka berdua. Sampai akhirnya, kuputuskan masuk ke rumah.

"Non!"

Mang Ding berlari kecil menghampiriku. Aku pun urung masuk rumah.

"Non, kursinya rusak lagi?"

Aku tersenyum, lalu menggeleng. "Justru saya mau bilang terima kasih, kursi saya bagus lagi. Terima kasih, ya, Mang."

Dengan membungkukkan badannya dia mengangguk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline