Peramalan permintaan memainkan peran krusial dalam dunia bisnis modern. Dengan prediksi yang akurat, perusahaan dapat mengatur produksi, persediaan, dan distribusi agar tetap efisien dan responsif terhadap pasar. Namun, kompleksitas pola permintaan --- yang dipengaruhi oleh tren, musiman, dan faktor eksternal --- sering kali menjadi tantangan besar, terutama jika hanya mengandalkan metode statistik klasik.
Kini, teknologi deep learning, khususnya Gated Recurrent Unit (GRU), menjadi solusi untuk mengatasi tantangan tersebut dengan pendekatan yang lebih adaptif dan akurat.
Apa itu Peramalan Deret Waktu?
Peramalan deret waktu (time series forecasting) bertujuan memprediksi nilai di masa depan berdasarkan data historis berurutan. Contoh umum adalah memprediksi penjualan harian, permintaan energi, atau jumlah penumpang transportasi.
Ciri khas data deret waktu adalah adanya dependensi antar waktu, di mana data saat ini bergantung pada data sebelumnya. Model tradisional seperti ARIMA atau Exponential Smoothing cukup populer, namun sering kesulitan menangkap pola non-linier atau interaksi kompleks antar waktu.
Deep Learning untuk Peramalan Deret Waktu
Deep learning, khususnya Recurrent Neural Network (RNN), menawarkan kemampuan untuk memproses data urut dengan lebih baik karena dapat "mengingat" informasi sebelumnya dalam deret waktu. RNN mampu belajar dari pola historis yang panjang, tetapi memiliki kelemahan dalam melatih data urutan panjang karena masalah vanishing gradient.
Untuk mengatasi kelemahan ini, dikembangkan arsitektur RNN yang lebih canggih seperti Long Short-Term Memory (LSTM) dan Gated Recurrent Unit (GRU).
GRU: Arsitektur dan Kelebihannya
Apa itu GRU?
Gated Recurrent Unit (GRU) diperkenalkan pada 2014 sebagai alternatif LSTM dengan struktur lebih sederhana namun tetap efektif. GRU menggunakan dua gerbang utama:
Update gate (zt): Mengontrol seberapa banyak informasi masa lalu yang harus diteruskan ke masa depan.
Reset gate (rt): Memutuskan seberapa banyak informasi masa lalu yang perlu dilupakan.