Lihat ke Halaman Asli

Riezki AkbarJulianto

Mahasiswa Hubungan Internasional di UPN Veteran Yogyakarta

Pertempuran Selat Denmark, Akhir Kuasa dan Awal Petaka Sang Legenda

Diperbarui: 11 Januari 2023   09:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KMS Bismarck Berlabuh di Kiel. Sumber : Pinterest

Pada Artikel sebelumnya, saya sudah membahas Tentang awal kelahiran "Bismarck", sang legenda AL Jerman Nazi. Nah Kali ini, saya akan membahas sorti operasi pertama dari KMS Bismarck itu sendiri. Penasaran kelanjutannya? Silahkan simak artikel berikut.

Segera setelah mencapai pelabuhan Gotenhafen, Bismarck mendapatkan Inspeksi dan pengecekan besar-besaran demi mendukung kelancaran operasi yang sudah direncanakan sebelumnya. Komando Tinggi Angkatan Laut (Oberkommando der Marine, atau disingkat OKM) awalnya ingin Bismarck dipasangkan dengan saudaranya, "Tirpitz" untuk melakukan sorti misi penenggelaman kapal-kapal sekutu di wilayah samudra atlantik. Pada saat itu, Kapal Tempur Scharnhorst dan Gneisenau yang berbasis di kota Brest (wilayah Prancis yang diduduki Jerman) telah berhasil menuntaskan operasi penenggelaman kapal-kapal dagang sekutu dengan nama sandi "Operasi Berlin" di Atlantik. 

Scharnhorst dan Gneisenau tercatat berhasil menenggelamkan 22 kapal dagang sekutu dengan berbagai ukuran. Bismarck dan Tirpitz diberi mandat untuk melakukan operasi serupa dan dijadwalkan bertemu dengan Scharnhorst dan Gneisenau pada tanggal 25 April 1941. Namun, tiba-tiba terjadi masalah. 

Pengerjaan Tirpitz ternyata mengalami keterlambatan yang menyebabkan Tirpitz tidak akan siap memulai operasi hingga akhir tahun. Untuk lebih memperparah situasi, Gneisenau baru saja terkena serangan torpedo di brest. Pesawat pembom AL Inggris juga menambah kerusakan yang dialami Gneisenau. Sedangkan Scharnhorst memerlukan perbaikan boiler pasca menyelesaikan Operasi Berlin.

Bismarck Berlabuh di Pelabuhan Gotenhafen. Sumber : Imgur

Laksamana Gunther Lutjens yang memimpin operasi tersebut ingin menunda operasi sampai setidaknya Tirpitz telah siap untuk diresmikan. Laksamana Lutjens juga ingin Scharnhorst dan Gneisenau siap ketika Bismarck dan Tirpitz memulai operasi ini. Tetapi Para Pejabat di OKM tidak peduli, mereka bersikeras untuk melanjutkan operasi yang diberi sandi "Operasi Rheinubung" ini. Dalam kondisi yang serba kepepet, Bismarck akhirnya dipasangkan dengan kapal Penjelajah Prinz Eugen dan disiapkan untuk melaksanakan operasi tersebut. Sesuai rencana, 4 U-boot (Kapal Selam) akan disediakan untuk mengintai seluruh aktivitas dalam Operasi Rheinubung.

Bahkan ketika senjata anti-pesawat Bismarck dirasa belum siap untuk melakukan operasi, OKM menilai Bismarck hanya akan menghadapi ancaman kapal permukaan dalam operasi ini dan memutuskan untuk memberi Lampu Hijau atas Operasi Rheinubung.

Adolf Hitler berfoto bersama Wilhelm Keitel (Kiri) dan Gunther Lutjens (Kanan) diatas Dek KMS Bismarck. Sumber : Imgur

Pada 5 Mei 1941, Adolf Hitler beserta Wilhelm Keitel selaku Panglima OKM melakukan inspeksi terhadap kapal Tempur Bismarck dan Kapal Penjelajah Prinz Eugen di Pelabuhan Gotenhafen. Mereka diberi tur eksklusif untuk inspeksi menyeluruh terhadap Bismarck. Segera setelahnya, Hitler melaksanakan rapat tertutup dengan Laksamana Gunther Lutjens untuk membahas Operasi-Operasi militer yang akan datang. Meskipun begitu, Laksamana Lutjens tidak memberitahu tentang Operasi Rheinubung hingga beberapa hari kedepan.

Ilustrasi Bismarck, Prinz Eugen meninggalkan Gotenhafen dan dikawal oleh Kapal Perusak (Destroyer). Sumber : renderosity.com by adlersgp 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline