Lihat ke Halaman Asli

Bloor

TERVERIFIKASI

Masih dalam tahap mencoba menulis

Tanpa Dialog dan Kegemilangan Tahehiko Inoue dalam Mengakhiri Slam Dunk

Diperbarui: 6 November 2021   20:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim bola basket Shohoku dalam anime Slam Dunk. (Foto: Shueisha)

Ada banyak cara sebuah kisah atau manga dalam hal ini untuk diakhiri oleh pengarangnya. Bisa dibilang pemilihan ending sama krusialnya dengan masa-masa awal serialisasi manga, ending bisa menjadi urusan panjang. 

Hideaki Anno sudah membuktikannya dalam Neon Genesis Evangelion. Semenjak ending serial orsinilnya pada 1996, Anno perlu waktu hingga 25 tahun lewat wahana Rebuild of Evangelion untuk memutus urusan ending yang ruwet ini.

Bahkan ada kalanya pengarang melepas begitu saja ending sebab sudah kehilangan gairahnya. Yu Yu Hakhuso bisa dibilang secara sukarela disuntik mati oleh pengarangnya sendiri, Yoshihiro Togashi. 

Dia beralasan kondisi dunia manga yang terus dituntut deadline secara intens membuatnya menderita. Dia pun mengakui tindakannya egois, tapi patut dimaklumi mengingat ini menyangkut kesehatan si mangaka. 

Maka tak pelak di karyanya selanjutnya yaitu HunterXHunter, Togashi sudah mashyur dengan periode hiatusnya yang panjang. Sampai ada website khusus didesikasikan untuk merekam masa hiatusnya.

Ending tak lain tak bukan adalah hak prerogatif dari si mangaka sendiri, mungkin ada sedikit usul dari editor atau asistennya. Sering juga ending sudah rigid ditentukan di awal, seperti Eiichiro Oda yang bilang ending One Piece tak berubah semenjak awal serialisasinya.

Tapi biasanya ending bakal kembali ke tujuan awal tokoh utama. Naruto ingin jadi Hokage, maka di ending dia dilantik jadi Hokage. Maka dari itu mari kita bicarakan ending penuh keringat Takehiko Inoue dalam Slam Dunk.

Slam Dunk adalah magnum opus dari Inoue. Mengendarai gelombang globalisasi NBA di 90an, Inoue mampu menuangkannya dalam Slam Dunk dan sukses mengantarkannya ke jajaran mangaka elit. 

Momen of Life (Takehiko Inoue/Slam Dunk/Shueisha)

Premis yang ringan tentang seorang berandal yang jatuh cinta pada pandangan pertama ke perempuan yang ternyata adik kapten klub bola basket. Dalam perjalanan sampai ending, kita disuguhkan masa pubertas anak muda yang dibalut dalam klub bola basket.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline