Lihat ke Halaman Asli

Lebih Baik Kalah Daripada Harus Memilih Karena Kompromi

Diperbarui: 7 November 2018   21:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber pribadi

"Saya tidak akan memilih Bapak, Ibu, hanya karena punya iman yang sama seperti saya. Selama kerjanya benar akan kami pilih". - Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) -

Itulah quote inspiratif dari seorang Ahok. Mantan gubernur DKI Jakarta yang saat ini mendekam di penjara. Orang yang bekerja melayani DKI Jakarta sepenuh hati. Ahok tidak peduli agama siapapun, yang penting bisa bekerja dengan benar. Tetapi di Indonesia banyak orang yang tidak suka dengan orang yang bekerja benar. Ironis.

Selama Ahok berada di penjara, muncullah inspirasi untuk membuat film mengenai dirinya. A Man Called Ahok. Sebuah film yang menceritakan kehidupan mantan orang nomor 1 di DKI Jakarta ketika masih di Bangka Belitung.

Film ini sangat inspiratif lewat tekad keras Ahok dalam menyikat para koruptor dan kecintaannya pada Negara Indonesia. Film yang diperankan oleh Daniel Mananta tersebut akan tayang pada tanggal 8 November nanti. Film ini sendiri berdasarkan buku A Man Called #Ahok: Sepenggal Kisah Perjuangan dan Ketulusan Karya. (detik.com)

Bagi saya yang orang awam mengenai pemerintahan, sepak terjang Ahok sebagai Gubernur sangatlah berwarna. Kesan paling menempel tentulah bagaimana keras dan tegas sikap dirinya dalam menata ibukota. Keras dan tegas Ahok acap kali pula diiringi dengan ucapannya yang 'ceplas ceplos'. Memang begitulah gaya khas kepemimpinannya, dia tidak peduli orang menilainya apa yang penting kerjanya benar. Salah adalah salah, benar adalah benar.

Tetapi ucapan pula yang mencoreng catatan hidup seorang Ahok. Kasus yang diklaim sebagai penistaan agama menggiringnya ke balik jeruji penjara. Sebelum memasuki ruang jeruji besi, Ahok kebanjiran dukungan simpatis dan pembelaan.

Salah satunya datang dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Partai yang masih berusia belia, berdiri sejak 2014. Partai PSI beriksikan anggota kepengurusannya yang notabene anak-anak muda millenials dan belum pernah sebelumnya turut campur dalam perpolitikan di Indonesia. (psi.id)

Partai PSI memiliki pandangan bahwa sosok Ahok bagaikan harapan. Jubir DPP PSI Dedek Prayudi bahkan menyatakan, "Kami di PSI mengagumi seorang Ahok. Kami menganggap Ahok adalah 'hope' ". Masuknya Ahok ke hotel prodeo bagi PSI pun menjadi inspirasi. Ia menambahkan bahwa Ahok mampu menjaga dan mengelola anggaran dengan baik saat menjabat jadi Gubernur DKI. (liputan6)

sumber pribadi


Kedekatan Ahok dengan PSI tidak hanya sampai di situ. Film A Man Called Ahok mendapat sambutan hangat dari PSI. Sekjen PSI Juli Antoni mengatakan bahwa kisah Ahok sangat layak diangkat ke layar lebar. Menurutnya kehidupan Ahok sangat dinamis, penuh lika liku, dan tantangan sehingga dapat menjadi lembaran sejarah yang perlu dipelajari generasi selanjutnya. (detik.com)

Novel yang menjadi dasar pembuatan film tersebut rampung saat Ahok masih mendekam di penjara. Ahok yang dipolisikan dan dipenjarakan tentu saja bagi saya dan PSI adalah satu hal yang tidak adil. Tentu saja masih teringat jelas di benak kita tentang perjalanan persidangan penistaan agama oleh Ahok. Banyak pihak yang terus membela dan mencari dukungan simpatis untuk memperjuangkan Ahok.  Perjuangan tak kenal lelah itu pun akhirnya berakhir, tapi tidak dengan ending yang diharapkan.

MUI yang diketuai Ma'ruf Amin mensahkan bahwa apa yang dilakukan Ahok masuk kategori penghina Alquran dan ulama, sehingga kasus itu masuk ke ranah pengadilan. Ma'ruf Amin berperan sebagai sosok kontra menjadi salah satu saksi yang memberatkan Ahok.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline