Lihat ke Halaman Asli

Tips Produktifitas Saat Bekerja dan Membangun Karir

Diperbarui: 12 Juni 2017   09:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

TIPS PRODUKTIFITAS

SAAT BEKERJA DAN MEMBANGUN KARIR

Hai guys saya ingin berbagi informasi bagaimana selalu produktif saat bekerja dan membangun karir. Ini dari pengalaman sendiri dan harapanku untuk setiap anak muda yang sedang membangun karirnya. Ingatlah masa muda itu masa yang indah. Jadi ayoo semangat membangun karir dan tetaplah produktif !

Berawal dari kebimbanganku saat lulus SMA mau melanjutkan kemana. Setiap anak muda pasti kuatir akan masa depannya. Itulah yang kualami. Guys janganlah kuatir akan masa depanmu, karena Tuhan memiliki rencana yang indah untuk kita semua umat manusia. Rancangan Tuhan bukanlah rancangan kegagalan, tetapi rancangan kesuksesan dan kemenangan. Kita dicipta untuk menjadi pemenang!

Ditengah-tengah kegalauan dan kebimbangan yang tidak menentu ditambah lagi waktu itu orangtua sedang dinas dalam waktu yang cukup lama. Yang bisa dilakukan hanyalah berdoa dan bertanya pada Tuhan. Meminta Tuhan menjawab kemana harus melanjutkan kuliah, lewat psikotes yang diikuti. Saya berdoa apapun hasil psikotes, saya menganggap itulah jawaban Tuhan.

Keperawatan! Itulah hasil psikotes yang ada.  oleh. Saya merenung dan tidak mengerti akan keperawatan. Tetapi karena saya yakin akan jawaban doa,  Saya mencoba masuk akademi perawat. Ternyata 12 tahun guys, saya dapat mengabdi sebagai perawat professiona.  Hari-hari saya lewati dengan penuh semangat, melayani orang sakit, melewati tahapan2 jenjang kepangkatan. Saya termasuk cepat dalam menggapai  karir di keperawatan. Cinta yang luar biasa terhadap pekerjaan membuat saya bergairah menjalankan hari-hari. Semua yang ada membuat hidup saya semakin berharga. Saya sangat menikmatinya.

jadi guys kunci pertama adalahbertanya pada Tuhan, apa yang Tuhan mau terhadap kehidupan kita.Tuhan dapat menjawab lewat orangtua, orang disekeliling kita seperti sahabat, pacar, ataupun seperti psikotes dan konseling. Banyak cara dan jangan membatasi Kasih dan kuasa Tuhan kepada kita. Sejauh mana yang kita minta itulah sejauh doa-doa yang kita panjatkan. Setelah kita ada di tempat itu kunci keduaadalah lakukanlah apa yang menjadi bagian kita dengan penuh cinta.

Kunci ketiga adalah Jangan pernah berhenti belajar.Jangan cepat puas terhadap apa yang kita dapatkan. Bukan berarti kita tidak mensyukuri. Tetaplah selalu bersyukur terhadap apa yang kita miliki, tapi jangan lupa maju terus!  Tidak puas dengan D3 keperawatan, saya melanjutkan kuliah S1 Psikologi. Bekerja, belajar, membangun rumah tangga, punya anak, punya anak lagi. Banyak teman-teman menganggap saya seorang yang ambisius. Saya selalu meyakinkan kepada diri saya sendiri bahwa waktu itu sangat berharga.. Kalau saya punya talenta 10, mengapa saya hanya melakukan 7 talenta. .

Setelah lulus S1 kegelisahan mulai timbul, antara peluang atau uang. 3 tahun lamanya saya terombang ambing dalam kegalauan. Apakah tetap di dunia keperawatan yang sudah mulai kurang menantang ataukah masuk ke dunia baru. Banyak yang mengatakan “elo jangan gangguan jiwa”. Saya percaya dan menyadari keputusan yang saya ambil adalah tanggungjawab saya sendiri. Anak, Suami, keluarga, teman-teman, pimpinan boleh mengomentari tetapi saya memegang penuh pilihan dan resiko yang akan saya hadapi. Akhirnya saya keluar dari dunia keperawatan dan menjadi unit manajer di sebuah perusahan swasta terkenal di Jakarta.

Sekali lagi guys, apapun pekerjaan kita jika kita sudah ambil keputusan, bertanggungjawablah terhadap pilihanmu dan lakukanlah yang terbaik. Di tempat ini saya selalu achievedengan target-target yang ada. Secara materil saya mendapatkan apa yang saya inginkan, materi, internationaltrip. Setelah 5 tahun saya di perusahaan swasta tsb, saya kangen dengan suasana pelayanan dan saya tertantang menjadi PNS.

PNS!! Wow satu pekerjaan yang amat sangat tidak menarik buat saya diwaktu kecil. Saya melihat pekerjaan ini sangat madesu = masa depan suram. Ketika saya masuk, saya menilai menjdai PNS tidak bisa berkreasi dan mati gaya. Terkadang saya menangis dan mengatakan salah saya masuk tempat ini. Saya mencoba mengingat prinsip-prinsip hidup saya, tidak ada peristiwa kebetulan yang terjadi dalam setiap kehidupan kita, terlebih saya masuk PNS dengan tes yang cukup melelahkan dan hanya 2 orang (termasuk saya) yang terpilih dari jurusan saya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline