Kedai kopi rupanya sudah menjadi biasa di Jawa Barat, namun lain halnya dengan kedai seblak, mulai dari harga dan level termurah olahan kerupuk basah berbumbu pedas ini selalu hadir dengan inovasinya, bahkan seblak yang campur dengan olahan beku lainnya menjadi daya tarik jajanan anak sekolah, biasa dijual dengan harga mengikuti porsinya atau porsi terpisah alias ala carte (bisa custom atau menyesuaikan sesuai selera).
Setelah perkembangan kedai seblak menjamur, kini kelompok kerupuk hadir dengan nama olahan baru yaitu Belekem. Belekem diambil dari bahasa tongkrongan orang sunda "ngabelekem", yang mendefinisikan besar, sesuatu yang dimakan secara besar dan banyak sampai-sampai pipi ini kembung terlihat penuh dengan suapan. Begitu juga belekem mendefinisikan pada pemilihan kerupuk yang besar dan bukan kerupuk kecil-kecil yang digunakan pada menu seblak.
Belekem ada berbagai pilihan diolah secara kering atau dengan cara digoang, goang sendiri adalah menambahkan seminimalnya cabai, garam, minyak panas, kemudian diulek biasanya ditambahkan merica, kencur, dan vetsin agar lebih gurih, namun sambal goang sudah banyak berinovasi yang disesuaikan dengan selera konsumen, sehingga bumbu belekem ini lebih kompleks daripada bumbu goang dan bumbu seblak, dimana ketika diolah, akan lebih tajam dan semerbak dari bumbu yang dominan yaitu cabai, bawang merah yang dihaluskan.
Seporsi belekem polos di Tasikmalaya dihargai Rp. 10.000 berisi 10 kerupuk dengan sambalnya yang dicampurkan, topping yang senantiasa ditawarkan masih sama dengan seblak yaitu : ceker ayam, ati ampela, kulit ayam, mie kuning, kwetiaw basah, makanan beku olahan ikan, dan berbagai jenis dumpling dan pangsit.
Sudah coba belekem ? Pilih seblak atau belekem ? Bahkan kerupuk pun naik kelas jika sudah diolah sesuai permintaan konsumen.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI