Pernah nggak, kamu simpan dokumen penting, lalu tiba-tiba listrik mati? Atau kamu cabut flashdisk tanpa eject dulu? Lalu, pas dinyalain lagi, file-nya jadi rusak atau nggak bisa dibuka. Nah, kasus-kasus kayak gitu seringkali berkaitan dengan satu hal yang jarang diperhatikan oleh pengguna biasa: sistem pengaturan penyimpanan file. Salah satunya adalah File Allocation Table atau yang lebih dikenal dengan singkatan FAT.
File Allocation Table ini ibarat peta atau buku catatan yang mencatat di mana letak setiap bagian dari file kamu di drive. Tanpa dia, komputer nggak akan tahu letak file kamu, meskipun secara fisik data masih ada di sana. Makanya, kalau FAT ini rusak, file kamu bisa 'hilang' meskipun sebenarnya belum terhapus.
Nah, biar makin paham, yuk kita bahas lebih dalam apa itu FAT, bagaimana cara kerjanya, dan apa hubungannya dengan proses menyimpan file di hard disk, flashdisk, atau kartu memori.
Menyimpan File Itu Nggak Sesederhana Kelihatannya
Setiap kali kamu menyimpan file---entah itu dokumen Word, video, atau foto selfie---komputer tidak langsung meletakkannya sebagai satu blok utuh di dalam drive. Drive seperti hard disk atau flashdisk dibagi-bagi menjadi unit-unit kecil bernama cluster. Ukuran cluster bisa berbeda-beda tergantung sistem file, tapi biasanya berkisar antara 512 byte hingga 64 KB.
File yang kamu simpan akan dipotong-potong menjadi bagian-bagian kecil, lalu disimpan di berbagai cluster ini. Nah, di sinilah peran File Allocation Table jadi penting: dia mencatat di mana saja bagian-bagian file itu disimpan.
Jadi, meskipun file kamu tampak satu utuh saat dibuka, sebenarnya bisa saja bagian awalnya disimpan di ujung depan drive, tengahnya di belakang, dan akhirnya di tengah. Yang penting, FAT tahu urutannya.
Apa Itu File Allocation Table?