Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Dan Gemuruh dan Gerimis dan Burung

Diperbarui: 29 November 2017   18:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Elena Shumilova (@kulturtava)

gemuruh  
menggetarkan lapangan. rumput berdiri
dan gerimis mengapung
seperti debu musim kemarau
dan bunga matahari menunduk, melayu,
kesedihan sembunyi di rumahnya,
seekor burung terbang
sendirian
dari tanah yang lembap.

dan gerimis mengapung
seperti debu musim kemarau
dan gemuruh
dari jauh aku merasakannya,
ia datang dengan cara yang sama
mengusap punggungku
secara perlahan dan rumput berdiri
sementara
seekor burung terbang
sendirian
dari tanah yang lembap

limbung di langit yang paling tinggi
dari jauh aku merasakannya, rumput berdiri dan membeku.
bandul jam terhenti. gerimis
mengapung seperti
batu-batu kecil yang terlempar dari musim kemarau
dan seekor burung limbung
dan aku tersesat, orang-orang menyebutnya
sia-sia

dan hening dan bandul jam
terhenti
di antara petir dan gemuruh, di satu tempat
di mana kesedihan
sembunyi di rumahnya
orang-orang menyebutnya sia-sia
atau rumah kosong
tidak ada apa-apa di sana
catatan tanpa judul

mungkin cuma gerimis yang mengapung
antara petir dan gemuruh, dan bunga matahari,
melayu, kesedihan yang
sembunyi di rumahnya. ada sebuah catatan kosong,
tentang
seekor burung terbang, limbung,
sendirian
bergelombang
aku mendengar bayi yang menangis
suaranya
di langit yang paling tinggi
gemuruh itu menggetarkan lapangan
rumput berdiri
dan bandul jam terhenti.

Jkt 1247




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline