Lihat ke Halaman Asli

Definisi, Manfaat, dan Potensi Permasalahan Pada Kontrak Derivatif

Diperbarui: 24 Maret 2024   23:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengertian Kontrak Derivatif

Kontrak derivatif adalah suatu kontrak yang sebagian besar nilainya berasal dari aset, kurs acuan, atau indeks sebagai acuan awal (underlying). Hal ini berarti bahwa nilai dari kontrak derivatif tergantung pada nilai dari aset atau komoditi yang mendasari (underlying asset). Kontrak derivatif dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu derivatif berbasis forward dan derivatif berbasis futures.

Manfaat Kontrak Derivatif

Kontrak derivatif memiliki beberapa manfaat, seperti memungkinkan investasi dengan risiko yang lebih kecil, memungkinkan investasi dengan nilai yang lebih tinggi, dan memungkinkan investasi dengan nilai yang lebih stabil. Namun, investasi dalam derivatif juga memiliki risiko yang tinggi, karena nilai kontrak derivatif tergantung pada nilai dari underlying asset.  

Potensi Permasalahan Pada Kontrak Derivatif

Menurut buku Dian Ediana Rae (2008), Perdagangan Derivatif dan Regulasi Ekonomi di Indonesia, potensi permasalahan yang mungkin timbul pada kontrak derivatif  adalah:

  • Risiko Pasar: Risiko pasar terjadi ketika faktor pasar menyebabkan pergerakan harga yang berlawanan dengan harga yang diharapkan. Risiko pasar meliputi penurunan likuiditas pasar secara tiba-tiba dan kenaikan harga beli dan jual akibat fluktuasi harga yang cepat.
  • Risiko Kredit: Risiko kredit adalah risiko yang timbul dari kegagalan pihak lawan dalam suatu kontrak untuk memenuhi kewajibannya. Risiko kredit dalam transaksi derivatif adalah risiko dimana salah satu pihak dalam suatu kontrak tidak mampu memenuhi kewajibannya kepada pihak lainnya.
  • Risiko Hukum: Risiko hukum adalah risiko tidak terpenuhinya suatu kontrak. Derivatif  masih merupakan instrumen yang relatif baru dan kompleks sehingga mempunyai risiko hukum yang lebih besar.
  • Risiko Operasional: Risiko operasional timbul dari ketidakmampuan peserta dalam memantau dan mengawasi aktivitas perdagangan derivatif, misalnya karena teknik pengendalian yang tidak memadai, kesalahan manusia, atau kegagalan administratif.

Sedangkan Menurut Sianturi (2015), potensi permasalahan yang dihadapi dalam kontrak derivatif adalah:

  • Potensi Basis Risiko: Harga di pasar spot seringkali tidak memiliki korelasi wajar atau sejalan dengan harga di pasar berjangka, sehingga risiko yang timbul belum tentu sesuai dengan perkiraan yang telah dibuat sebelumnya.
  • Potensi Ketidaksesuaian antara Kondisi Fisik dan Futures: Hal ini disebabkan karena kualitas atau kuantitas instrumen yang dilindung nilai belum tentu sesuai dengan standar kontrak yang diperdagangkan. Oleh karena itu, para hedger harus mampu mengakomodasi perbedaan tersebut dengan melakukan lindung nilai sesuai volume produksi.
  • Potensi Risiko Wanprestasi: Swap melibatkan risiko salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya. Jika salah satu pihak dalam kontrak tidak melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan yang disepakati, mungkin ada risiko tidak terbayarnya pertukaran tersebut.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline