Lihat ke Halaman Asli

Rafly Febriansyah

Scavenger Poem

Puisi | Menunggu Matahari

Diperbarui: 19 Juli 2019   07:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: publicinsta.com

Aku hanya menunggu matahari terbit
dan berpangku teduh ketika matahari ingin tenggelam.
Hanya itu, tidak salah bukan?
Kau jangan terlalu mementingkannya,
lagi pula kau ini bukan siapa-siapa
diantara kami berdua.

Kau pikir, dengan cara bulusmu itu
matahari akan berpihak kepadamu?
Terbit dengan perintahmu
dan tenggelam semaumu!
Jangan mengada-ada, kau ini hanya muncikari
yang kekurangan safari.
Kehendakmu tidak layak untuk dipakai,
sebab perilakumu saja sudah tergambar tokai.

Jangan sekali-kali untuk mencoba
menghalangi jalanku lagi,
aku memandang matahari
kau bilang mencari lelaki.
Dasar kau, germo jongki!

Coba saja kau tidak datang
disaat matahari tersambut petang
akan ku kubur kau bersama aruan didalam laut.
Dan jika awalmu tidak memaksaku
untuk bercumbu temu disaat fajar kelu,
mungkin aku tidak meminta matahari
untuk berteman saat pagi juga sore hari!

Jangan ganggu lagi,
aku muak melihatmu berdiri semu!

Cirebon, 19 Juli 2019
Brecheletzsche




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline