Mohon tunggu...
Rafly Febriansyah
Rafly Febriansyah Mohon Tunggu... Security - Scavenger Poem

Ada yang harus aku tuju, kemudian aku buat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Menunggu Matahari

19 Juli 2019   07:00 Diperbarui: 19 Juli 2019   07:02 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: publicinsta.com

Aku hanya menunggu matahari terbit
dan berpangku teduh ketika matahari ingin tenggelam.
Hanya itu, tidak salah bukan?
Kau jangan terlalu mementingkannya,
lagi pula kau ini bukan siapa-siapa
diantara kami berdua.

Kau pikir, dengan cara bulusmu itu
matahari akan berpihak kepadamu?
Terbit dengan perintahmu
dan tenggelam semaumu!
Jangan mengada-ada, kau ini hanya muncikari
yang kekurangan safari.
Kehendakmu tidak layak untuk dipakai,
sebab perilakumu saja sudah tergambar tokai.

Jangan sekali-kali untuk mencoba
menghalangi jalanku lagi,
aku memandang matahari
kau bilang mencari lelaki.
Dasar kau, germo jongki!

Coba saja kau tidak datang
disaat matahari tersambut petang
akan ku kubur kau bersama aruan didalam laut.
Dan jika awalmu tidak memaksaku
untuk bercumbu temu disaat fajar kelu,
mungkin aku tidak meminta matahari
untuk berteman saat pagi juga sore hari!

Jangan ganggu lagi,
aku muak melihatmu berdiri semu!

Cirebon, 19 Juli 2019
Brecheletzsche

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun