Lihat ke Halaman Asli

Ria Anggraini

Ordinary people

Bunuh Diri, Solusi?

Diperbarui: 18 Januari 2020   07:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pict. by: suara jambi.com

Bundir? 

Pertama saya mendengar, tepatnya membaca atau mengenal kata tersebut saat chat di media sosial. Awalnya saya berpikir apa itu 'bundir'? Dan saya pun mencoba mengartikannya sendiri, alhamdulillah benar. 

Bicara tentang kata di atas selama tahun 2019 banyak sekali kata itu berkeliaran di media. Baik dari kalangan orang biasa sampai selebritis. Pelakunya pun beragam, bukan hanya mereka yang sudah berusia dewasa, tapi juga anak-anak. 

Kemarin saya baru saja membaca berita seorang siswi SMP nekat lompat dari lantai empat gedung sekolah dipicu oleh persoalan keluarga. 

Pernah juga ada berita tentang tindakan bunuh diri siswa sekolah dasar, hanya karena dimarahi orang tua. 

Malah pernah ada kasus bunuh diri ditayangkan secara live. Saya rasa teman-teman banyak yang mengetahui berita ini. 

Contoh di atas hanyalah segelintir kecil tindakan mengakhiri hidup dengan cara instant. 

Sebagai catatan per tanggal 1 Mei 2018, WHO menempatkan Indonesia di urutan ke-9 di ASEAN dan sebagai negara dan 103 dari 183 negara dengan kasus bunuh diri. (Bertagar.id) 

Datanya bikin merinding ya gaess. 

Sebagai manusia, terkadang saya bertanya, mengapa mereka dengan mudahnya mengakhiri hidup melalui cara tersebut? 

Bosan hidup? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline