Ternyata yang selama ini kuseruput bukanlah secangkir kopi,
Namun darah yang tak henti menetes dari sepotong hati
Dan kini ku telah sadar,
Aku hanya meminum semprotan muntah
Yang disediakan semesta untuku,
Yang tergenang di kubangan tanah itu
Yang menyadarkanku bahwa aku lebih buruk dari para pelacur di malam minggu
Karena aku tak mampu menguyah ilmu
Karena aku tak mampu menelan rasa ingin tahu
Dan akupun mungkin hanya seekor murid yang di benci guru.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI