Lihat ke Halaman Asli

Saham untuk Sopir Blue Bird, Bukti Karyawan adalah Aset

Diperbarui: 14 Agustus 2015   09:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14127604581833780075

 [caption id="attachment_364955" align="aligncenter" width="490" caption="Foto Salah Satu Armada dengan Stiker Go Public, Dok. Pribadi"][/caption]Sebagaimana diberitakan oleh berbagai media, Blue Bird akan melaksanakan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Masa penawaran IPO ini akan dilakukan pada tanggal 3, 6 dan 10 Oktober 2014. Terkait hal ini, terdapat alokasi menarik yang disampaikan oleh Presiden Direktur PT Blue Bird Tbk, Purnomo Prawiro, bahwa sopir dibidik untuk dijadikan shareholder. Jika biasanya dikenal istilah FnF (Friend & Family), IPO ini bernuansa PnP (Pengemudi & Penumpang).

Di industri pasar modal, IPO seringkali menjadi momen yang dinantikan. Bagi investor, fluktuasi harga di hari perdana bisa menimbulkan dua efek (1) happy dan (2) unhappy. Hal ini dikarenakan belum adanya historical pattern di pergerakan harga saham. Dari sudut pandang internal, kepemilikan saham bisa meningkatkan sense of belonging. Karyawan yang umumnya bekerja 9 jam tiap hari akan merasa dihargai jika mendapat kompensasi lain di luar upah.

Sama halnya ketika kita terdaftar sebagai anggota koperasi karyawan. Semakin tinggi pendapatan usaha koperasi, biasanya semakin tinggi pula jumlah SHU-nya. Dalam cakupan yang lebih besar, semakin baik kinerja perusahaan, semakin menguntungkan pula bagi pemilik sahamnya. Inilah yang bisa memotivasi karyawan untuk bekerja lebih maksimal dari sebelumnya. Terlebih IPO ini bertujuan untuk mengembangkan bisnis dan mempertahankan posisi market leader di jasa transportasi.

Bagi perusahaan jasa, karyawan memang perlu dianggap sebagai aset. Tanpa kinerja karyawan, perusahaan akan sulit mencapai visinya, apalagi menghasilkan keuntungan. Walaupun market practice-nya, masih ada perusahaan yang tidak menganggap karyawan adalah aset. Ketika kondisi perusahaan sudah established dan cenderung stabil, petinggi atau level pimpinan bisa berasumsi perusahaannya akan fine-fine saja walaupun kehilangan satu atau dua karyawan.

Meskipun kondisi IHSG sedang kurang baik karena tekanan politik, Go Public Blue Bird disinyalir tetap berjalan sesuai indicative time-table. Saat ini, beberapa armada telah ditempeli stiker Go Public di bagian kiri kaca belakang. Dengan statusnya sebagai perusahaan top of mind di jasa transportasi, motto "kita semua sama" telah membuka kesempatan bagi sopir untuk menjadi pemegang saham. Terlepas apakah ada lock up period-nya atau tidak, setidaknya karyawan telah menjadi aset yang dihargai.

Salam Kompasiana.

Referensi

 

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline