Lihat ke Halaman Asli

Puja Nor Fajariyah

TERVERIFIKASI

Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Guru Belum Sepenuhnya "Merdeka", Saat Pembelajaran Kembali dengan Tatap Muka

Diperbarui: 25 November 2020   06:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: konsultanoendidikan.com

"Mengubah kebiasaan anak, itu sulit Dek,"

Pembelajaran sekolah, dari tingkat pendidikan anak usia dini hingga pendidikan tinggi kita ketahui bersama kalau dengan adanya pandemi, dilakukan secara daring atau di dalam jaringan. 

Kita ketahui pula, bahwa dengan adanya pembelajaran yang tidak dilakukan secara konvensional secara tatap muka, memberikan tantangan baru bagi orangtua serta guru. Tapi memang, bila dipikirkan secara kasar, kembalinya kelas pembelajaran secara tatap muka memang begitu dirindukan.

 Hal ini diharapkan agar anak kembali belajar dengan juga membawa perasaan. Perasaan seolah 'benar-benar belajar'. Saat pertama kali ditetapkannya terhitung sejak bulan Maret, sudah sekitar hampir 8 bulan anak, guru dan orangtua terbiasa akan hal ini. Yaps, kata yang perlu kita garisbawahi adalah kata 'terbiasa'.

Dengan diadakannya ketetapan pembelajaran secara daring sejak pertama kalinya tadi, baik bagi siswa pendidikan anak usia dini, dasar, menengah hingga pendidikan tinggi, dengan adanya jangka 8 bulan pembiasaan itu, benar sudah membentuk sebuah kebiasaan baru bagi siswa. 

Apabila pada mahasiswa perguruan tinggi, menjadi mudah untuk menyesuaikan diri dan membiasakan hal baru ketika memang benar pembelajaran kembali di luringkan. 

Tapi, tidak kemudian mudah apabila diberlakukan pada anak di pendidikan anak usia dini, atau pendidikan dasar. Pada orangtua yang tinggal bersama dengan anak, barangkali sudah mulai bisa dibiasakan dari sekarang, namun bagi guru tidak. 

Dengan adanya kebijakan terbaru tersebut, bukan kemudian guru sepenuhnya "Merdeka". Of couse, not!

Aku sekarang sedang melakukan penelitian sebagai bentuk tugas akhir salah satu mata kuliah semester ini, dimana aku mengambil narasumber penelitian berupa seorang guru. Itulah mengapa kemudian, di Hari Guru 2020 ini, aku terpacu untuk menulis mengenai hal ini. 

Apalagi, dengan fakta bahwa yang namanya juga pun merangkap sebagai orangtua di keluarga masing-masing. Ada sebuah tantangan baru yang akan dialami atau kembali di hadapi oleh para guru dengan pembelajaran akan dilakukan secara tatap muka kembali. Tantangan baru itu adalah, mengubah kebiasaan anak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline