Pertama kali mengikuti Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru atau yang kerap kita sebut PKKMB menjadi langkah awal saya mengenal dunia perkuliahan sekaligus teman-teman baru, apalagi saat PKKMB Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang bertempat di Gor Ciracas, Jakarta Timur. Acara ini diadakan dengan tujuan agar mahasiswa FISIP lebih mengenal satu sama lain baik dalam hal interaksi maupun budayanya masing-masing.
Acara diawali dengan pembukaan oleh MC lalu menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Bela Negara. Setelah itu ada sambutan dari jajaran pimpinan fakultas yang memberikan arahan serta motivasi untuk menjalani dunia perkuliahan dengan baik. Suasana berlangsung dengan khidmat, dan membuat saya merasa bangga telah menjadi bagian dari UPN "Veteran" Jakarta. Acara dilanjutkan dengan talkshow yang seru, disusul dengan pemaparan materi oleh kakak-kakak BEM dan HIMA FISIP tentang organisasi mereka serta fasilitas yang ada di gedung FISIP. Dari situ saya mulai membayangkan betapa banyak hal yang bisa saya ikuti selama kuliah, baik akademik maupun organisasi.
Namun di balik semua rangkaian acara tersebut, ada satu hal lain yang lebih berkesan bagi saya, yaitu keberagaman teman-teman baru yang saya temui. Saat istirahat, saya mendengar banyak bahasa daerah yang digunakan ketika memperkenalkan diri atau saat bercanda dengan teman sebangku. Ada yang dengan logat Jawa, Sunda, hingga Batak. Rasanya seperti sedang berada di ruang kecil yang isinya miniatur Indonesia.
Saya juga sempat berbincang dengan teman yang bercerita tentang makanan khas daerahnya, mulai dari seruit Lampung, pempek Palembang, hingga rendang Padang. Obrolan-obrolan ringan itu justru membuat suasana terasa hangat dan akrab.
Keberagaman budaya ini juga terlihat dari kebiasaan unik yang mereka ceritakan. Ada yang terbiasa menyapa dengan bahasa daerahnya, ada yang punya kebiasaan membawa camilan khas dari rumah, bahkan ada yang senang berbagi cerita tentang tradisi keluarganya.
Dari situ saya sadar, setiap orang membawa warna dan cerita masing-masing ke dalam lingkungan kampus. Hal sederhana seperti itu ternyata bisa membuat pertemanan jadi lebih berkesan.
Bagi saya, keberagaman inilah yang membuat suasana FISIP menjadi lebih hidup. Setiap kali berdiskusi atau sekadar ngobrol santai, selalu ada perspektif baru yang muncul. Perbedaan latar belakang menjadikan kami saling melengkapi.
Lebih jauh lagi, keberagaman ini bukan hanya memperkaya suasana kampus, tetapi juga menjadi modal sosial yang sangat penting. Indonesia adalah negara dengan ribuan budaya, bahasa, dan tradisi. Jika di kampus saja kita bisa belajar hidup rukun dalam keberagaman, maka itu akan menjadi bekal untuk berkontribusi di masyarakat nanti. Bagi saya pribadi, keberagaman membuat saya merasa tidak sendiri. Ada banyak cerita yang bisa dibagikan, banyak pelajaran yang bisa diambil, dan banyak teman yang bisa jadi keluarga kedua selama kuliah.
Hal yang bisa saya ambil dari pengalaman saya mengikuti acara PKKMB FISIP yaitu keberagaman harus dijaga dan dirawat, bukan hanya dinikmati sesaat. Kita sebagai mahasiswa baru harus mampu menumbuhkan semangat kebersamaan, menghargai perbedaan, serta menjadikan keberagaman. Saya juga belajar bahwa keberagaman bukan sekadar konsep di buku, tapi nyata hadir dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai mahasiswa baru, saya berharap bisa terus tumbuh dalam lingkungan yang penuh warna ini. Saya ingin belajar bukan hanya dari dosen, tetapi juga dari teman-teman yang membawa budaya dan perspektif berbeda. Dengan begitu, perjalanan kuliah bukan hanya tentang nilai akademik, tetapi juga tentang bagaimana membangun persahabatan, kebersamaan, dan persatuan dalam keberagaman.