Lihat ke Halaman Asli

Prahasto Wahju Pamungkas

Advokat, Akademisi, Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa (Belanda, Inggris, Perancis dan Indonesia)

Latihan Militer Rusia-China di Laut Jepang: Sinyal bagi Korea Utara Atau Amerika Serikat?

Diperbarui: 4 Agustus 2025   09:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Latihan Militer Gabungan Rusia-China (Sumber/Kredit Foto: Japan Times)

Pada awal bulan Agustus 2025, dunia kembali menyaksikan latihan militer gabungan antara Federasi Rusia dan Tiongkok (Republik Rakyat China) yang dilakukan di Laut Jepang. Latihan ini menarik perhatian bukan hanya karena melibatkan dua kekuatan militer besar, tetapi juga karena lokasinya yang strategis dan sensitif. Wilayah Laut Jepang berada di dekat Korea Selatan dan Jepang, dua sekutu utama Amerika Serikat di kawasan Indo-Pasifik, maupun Korea Utara yang sering menggunakan Laut Jepang untuk melakukan uji coba peluru kendali (rudal) balistik. Rusia memiliki akses langsung ke Laut Jepang, sedangkan China tidak.

Tidak seperti latihan militer sebelumnya yang kerap digelar China di sekitar Selat Taiwan, kali ini fokus latihan bergeser ke utara, menandai pergeseran taktis yang signifikan dalam strategi geopolitik Tiongkok dan Rusia. Pertanyaan pun bermunculan: apa sebenarnya pesan yang ingin disampaikan oleh kedua negara ini kepada dunia, khususnya Amerika Serikat dan sekutunya? Mengapa Korea Utara tidak dilibatkan? Dan apakah militer Tiongkok benar-benar siap untuk perang?

Lokasi Latihan dan Signifikansi Geopolitik

Latihan militer yang dilakukan Rusia dan Tiongkok di Laut Jepang bukanlah pilihan lokasi yang netral. Laut ini berbatasan langsung dengan Jepang dan Korea Selatan, dua negara yang secara tradisional memiliki hubungan pertahanan yang erat dengan Amerika Serikat. Laut Jepang juga berbatasan langsung dengan Korea Utara, sekutu Rusia dan China, akan tetapi tidak dilibatkan dalam latihan militer bersama ini.

Sumber: worldatlas.com

Menurut laporan Reuters dan The Moscow Times, latihan ini mencakup manuver kapal perang, latihan artileri, serta simulasi anti-kapal selam, sebuah paket yang mengindikasikan kesiapan tempur dan kemampuan proyeksi kekuatan maritim yang nyata.

Tindakan ini dilihat sebagai sinyal langsung kepada Washington dan Tokyo bahwa Rusia dan Tiongkok tidak akan membiarkan dominasi militer Amerika Serikat tanpa perlawanan di kawasan ini. Di tengah meningkatnya ketegangan global antara Amerika Serikat dan sekutunya dengan aliansi informal antara Rusia, Tiongkok, Iran, dan Korea Utara, setiap latihan militer memiliki dimensi diplomatik dan strategis yang lebih dalam daripada sekadar latihan teknis.

Mengapa Tidak di Perairan Taiwan?

Selama beberapa tahun terakhir, Tiongkok sering menggelar latihan militer di sekitar Selat Taiwan sebagai bagian dari respons terhadap kunjungan pejabat tinggi Amerika Serikat ke Taipei. Namun kali ini, latihan dilakukan jauh dari Taiwan. Ada beberapa alasan strategis untuk ini.

Selat Taiwan (Sumber/Kredit Foto: The Diplomat)

Pertama, fokus latihan di Laut Jepang bisa dimaknai sebagai upaya memperluas tekanan ke kawasan lain, khususnya Jepang dan Korea Selatan, tanpa memperkeruh ketegangan langsung dengan Taiwan yang bisa memicu eskalasi tak terkendali. Kedua, dengan berlatih bersama Rusia, Tiongkok mencoba menampilkan kesiapan kolektif dalam skenario kawasan utara, memperkuat klaim bahwa kekuatan militer gabungan ini dapat merespons potensi intervensi multinasional.

Menurut The Japan Times dan Al Jazeera, pilihan Laut Jepang juga berkaitan dengan dinamika internal Rusia. Bagi Moscow, menunjukkan kemampuan proyeksi kekuatan di kawasan Indo-Pasifik memperkuat citra sebagai kekuatan global meskipun sedang terlibat dalam perang berkepanjangan dengan Ukraina.

Lokasi Selat/Perairan Taiwan yang jauh dari Selat Jepang (Sumber/Kredit Foto> Encyclopaedia Britannica)

Apakah Tentara Tiongkok Siap Perang?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline