Minahasa (27/10/2017) --Apel Santi Aji yang dilaksanakan di depan Stadion Maesa Tondano, Minahasa, Rabu (25/10) di ikuti semua peserta Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang hadir dalam kegiatan Jambore dan Bhakti Sosial Tagana ASEAN +3.
Apel yang dipimpin langsung oleh Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA), Adhhy Karyono, ditandai dengan penyerahan pataka Tagana oleh perwakilan tagana.
Adhy menyampaikan, "12 tahun lebih tagana tumbuh dan bertambah kuat, besar dan luas. Kiprahnya sudah diakui oleh seluruh bangsa dan negara sebagai relawan terlatih penanganan bencana."
"Pengakuan itu refleksi dari penerimaan masyarakat. Suara dari mitra stakeholder dan pemerhati penanggulangan bencana, termaksud teman-teman dari delegasi ASEAN,' ujarnya.Tagana Indonesia merupakan relawan yang dilatih dan dikelola secara nasional dan lokal. Hal tersebut menjadi kebanggan tagana dalam kesiapsiagaan bencana.
Namun, evaluasi diri harus terus dilakukan, kata Adhy, karena masih banyak yang harus diperbaiki dalam penanggulangan bencana bidang sosial.
"Ingat sekali lagi sebagai tagana tumbuh dan berkembang karena berasal dari tuntutan jiwa yang penuh dengan keikhlasan dan kemanusiaan bukan karena tunutan yang lain. Itu yang utama," ujar Adhy.
Selanjutnya, Adhy, menyampaikan "apakah di antara kalian ada karena imbalan? Apakah karena masih ada yang mengutamakan urusan untuk bayar insentif? Percayalah jika ada motivasi tersebut itu bukan tagana relawan bencana."
Tagana yang berdiri di atas keberagaman dan perbedaan, terdiri dari pemuda yang berasal dari perbedaan agama, budaya, usia, latar belakang pendidikan tapi bisa bersatu.
"Karena kami memahami keberagaman dan perbedaan itu disikapi dengan saling melengkapi sebagai keluarga besar tagana. Semua suatu tujuan dalam rangka pengurangan resiko bencana khususnya bidang sosial bencana alam. Kalau sudah bersatu makan pertahankan tidak ada lagi anggota yang merusak persatuan kita," terangnya. (KAS/JSK)