Lihat ke Halaman Asli

POLTAK EFRISKO BUTARBUTAR

Profesional Development - Sokrates - Binus Creates

Microlearning dalam PJJ

Diperbarui: 4 Juni 2021   07:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengenal Microlearning dalam PJJ (unsplash/annie spratt)

Tentunya selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) banyak sekali terobosan-terobosan yang inovatif yang dilakukan oleh Pendidik dalam mensukseskan proses PJJ mereka dan memaksa mereka untuk melakukan perubahan-perubahan dengan tujuan untuk memastikan mereka belajar dan terus belajar.

Salah satu yang dapat dilakukan oleh para pendidik untuk mengatasi salah satu kendala yang dihadapi dalam masalah PJJ ini yaitu peserta didik sulit memahami materi yang disampaikan oleh Gurunya karena cenderung diberikan dalam bentuk teks atau membaca buku pegangan dan kemudian mengerjakan soal. 

Hal itu tentunya akan membuat peserta didik menjadi lebih cepat bosan sehingga pembelajaran tidak bermakna. Untuk mengatasi hal tersebut serta membuat proses pembelajaran dapat lebih menarik, Guru dapat melakukan pemberian materi melalui Microlearning.

Baca juga : Apakah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Efektif di Indonesia?

Microlearning sendiri sebenarnya sudah banyak juga diterapkan dalam platform pendidikan atau lembaga pendidikan. Salah satu contoh adalah dalam aplikasi Duolinggo. Pada aplikasi ini jelas terlihat bahwa materi mereka dipecah-pecah menjadi beberapa bagian tetapi memberikan impact yang besar bagi penggunanya.

https://microlearning.and-lc.com/

Baca juga : 6 Manfaat Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Yang Perlu Kamu Ketahui

Mengapa kita perlu menggunakan Microlearning?

  1. Konten terbagi dalam bagian kecil. Isi dari konten dapat disajikan dengan singkat dan lebih mudah untuk dimengerti oleh peserta didik. Konten dapat diarahkan pada goal atau tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh pendidik.
  2. Konten lebih Spesifik. Konten dapat disampaikan tidak hanya dengan teori saja, melainkan satu teori dengan satu contoh atau praktek yang sesuai dengan kehidupan mereka sehari-hari atau sesuai dengan goal kurikulum yang ingin dicapai.
  3. Lebih fleksibel. Peserta didik dapat belajar kapan saja dan dimana saja selama terkoneksi dengan internet. Peserta didik dapat lebih fleksibel dalam menyesuaikan waktu belajarnya sendiri dan tidak tergantung dari jadwal yang telah ditentukan seperti layaknya belajar di kelas.
  4. Lebih variatif. Tipe file  microlearning dapat dibuat beraneka ragam sesuai dengan kebutuhan dan goal materi yang ingin dicapai seperti Video, Infografis, Poster, gambar, podcast, kutipan maupun artikel pendek.
  5. Waktu belajar lebih singkat. Tentunya dengan materi-materi yang dibuat dengan lebih kecil akan membuat waktu untuk memahami sebuah materi juga akan lebih singkat sehingga para peserta didik akan dapat lebih menghindari ganguan-ganguan belajar yang ada disekitar mereka.

Baca juga : Membenahi Sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di Masa Pandemi Covid-19

Microlearning pada dasarnya tidak hanya dapat digunakan pada saat PJJ semata tetapi dapat digunakan kapanpun sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung lebih menyenangkan. 

Mungkin dalam menerapkan metode-metode yang baru bagi peserta didik agak sulit tetapi jika dilakukan secara konsisten, metode ini akan dapat memberikan pengalaman baru bagi peserta didik untuk belajar dengan metode baru. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline